Chairul Tanjung Geser Anthoni Salim di Daftar Orang Terkaya

Rabu, 05 Maret 2014 – 07:31 WIB
Chairul Tanjung. Getty Images

jpnn.com - JAKARTA - Kekayaan Chairul Tanjung (CT) merangsek naik ke posisi tiga menggeser Anthoni Salim sebagai pemilik grup Salim (Indofood dan Indomobil grup). Posisi pertama dan kedua tak tergantikan milik dua bersaudara; Budi Hartono dan Michael Hartono sebagai pemilik grup Djarum.

Data terbaru majalah bisnis terkemuka Forbes yang dirilis kemarin mencatat sebanyak 1.645 miliarder di dunia. Sebanyak 19 di antaranya berasal dari Indonesia. Khusus untuk daftar orang terkaya di Indonesia, Forbes mencatat kekayaan Budi Hartono sebesar USD 7,6 miliar atau setara Rp 88,1 triliun (kurs Rp 11.595/USD) menempatkannya di urutan pertama daftar orang terkaya di negara ini.

BACA JUGA: Hari Ini, Konvensi Capres Demokrat di Makassar

Sang kakak, Michael Hartono, kekayaannya tercatat USD 7,3 miliar atau setara Rp 84,6 triliun. Di peringkat ketiga dihuni CT, ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang juga pendiri CT Corp. Kekayaannya ditulis senilai USD 4 miliar atau setara Rp 11,5 triliun.

Kehadiran CT sebagai pemilik gurita bisnis bidang media, ritel melalui Carrefour di Indonesia, perbankan, dan bidang bisnis lainnya di posisi tiga ini menggeser Anthoni Salim sebagai pemilik grup Salim yang tahun lalu berada di tempat sama dengan kekayaan USD 6,3 miliar berdasarkan hasil riset Forbes 2013.

BACA JUGA: Wakapolri Baru Merasa Clear dari Rekening Gendut

Sementara posisi ke empat orang terkaya di Indonesia tahun ini dihuni oleh Sri Prakash Lohia, pria kelahiran India yang kini menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dia merupakan pendiri Indorama Corporation sebagai perusahaan terkemuka bidang bahan baku tekstil dan sarung tangan medis. Kekayaannya tercatat USD 3,5 miliar. Tahun lalu, posisi keempat milik Susilo Wonowidjojo (grup Gudang Garam) yang saat itu tercatat memiliki kekayaan USD 5,3 miliar.

Di posisi kelima daftar orang terkaya Indonesia 2014 bertengger nama pemilik Rajawali Group, Peter Sondakh. Kekayaannya tercatat USD 2,8 miliar dari hasil bisnisnya di aneka jenis industry termasuk bisnis bidang transportasi melalui bendera Express khususnya taksi Express. Tahun lalu posisi kelima masih dihuni oleh CT.

BACA JUGA: KPK Buka Penyelidikan Baru dari Kasus Rudi

Ekonom PT Danareksa Sekuritas, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan masuknya orang terkaya Indonesia di 200 besar daftar orang terkaya di dunia diwakili Hartono bersaudara menunjukkan bahwa industry dan bisnis di Indonesia memang positif. "Tetapi tidak terlepas dari positifnya perekonomian Indonesia secara keseluruhan, makro dan mikro," ujarnya kepada Jawa Pos, tadi malam.

Keberhasilan perusahaan yang notabene industry besar di Indonesia juga telah mendorong terciptanya pertumbuhan masyarakat ekonomi kelas menengah yang saat ini jumlahnya terus bertambah. "Pertumbuhan masyarakat ekonomi kelas menengah lumayan cepat sejalan dengan ekonominya. Kalau bagus terus seperti ini bukan tidak mungkin bisa memunculkan miliarder baru dalam waktu dekat bukan hanya di Indonesia tapi secara global," yakinnya.

Terlebih Yudhi, sapaan akrabnya, melihat beberapa perusahaan besar di Indonesia sedang giat ekspansi ke bisnis baru yang sedang berkembang seiring perkembangan teknologi. Untuk saat ini ekspansi memang mayoritas masih dilakukan di dalam negeri dan setelah membangun kekuatan secara signifikan dipastikan melakukan go international.

Namun ekspansi itu hanya bisa berhasil jika ditopang oleh positifnya makro ekonomi Indonesia. "Kalau (ekonomi) kita jeblok, mereka mau berbisnis di mana? Mereka orang sini, kenal sama pasar sini sehingga home base business yaitu Indonesia tetap pondasi kekuatan bisnis mereka. Kalau kuat banget baru mereka bisa ekspansi ke luar," paparnya.

Atas dasar itu lah para pelaku usaha begitu berharap presiden terpilih pengganti SBY dalam waktu dekat ini merupakan orang yang benar-benar pro ekonomi, pro industry, dan pro pasar. "Presiden baru menentukan sekali arah ekonomi ke depan dan mereka para pemilik bisnis besar sangat berkepentingan terhadap ini karena menyangkut bisnis mereka," imbuhnya.(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Bahas Revisi KUHAP dan KUHP Dengan Kemenkumham


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler