Christmas Festival Digelar Sepanjang Desember

Senin, 05 Desember 2016 – 09:10 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Dok. Yessy/JPNN.com

jpnn.com - MANADO - Pelaksanaan North Sulawesi Christmas Festival (NSCF) terus dimatangkan. Sabtu (3/12), panitia menggelar pertemuan dengan sejumlah perwakilan gereja di Heine Hotel & Resto.

Dalam rapat tersebut panitia meminta keaktifan pengurus gereja mendukung kegiatan yang telah dilaksanakan sejak, Kamis (1/12), lalu.

BACA JUGA: Kita Doakan Ibu Martin Tenang di Alam Kekal

Ketua Panitia Teddy Kumaat mengatakan, pertemuan itu diharapkan dapat menambah pemahaman warga gereja akan pentingnya iven tersebut. Ia menjelaskan, dalam rangkaian event, ada lomba pohon Natal antar gereja. Namun hingga kemarin, belum terlihat adanya tanda-tanda pembuatan.

“Kan seharusnya sudah ada sejak event dibuka Pak Gubernur. Namun memang kita menyayangkan sampai sekarang enam titik yang telah ditentukan belum ada satu pun pohon Natal yang berdiri,” ungkapnya seperti dilansir Manado Post (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Crossborder Festival Kemenpar di Merauke Pikat Warga Papua Nugini

Titik yang dimaksud di antaranya, sepanjang jalan AA Maramis, Piere Tendean, RW Monginsidi, Citra Land, Sparta Tikala dan lapangan KONI Sario. Selain itu, di bahu jalan, pohon Natal juga diwajibkan. Termasuk di depan ruko-ruko depan mal sepanjang Jalan Piere Tendean.

“Pertemuan ini bukan yang pertama. Sebelumnya kami juga telah bertemu dengan perwakilan gereja yang lain. Semoga ke depan ini dapat diseriusi sehingga lewat dukungan gereja iven dapat semakin sukses,” harap Ketua Fraksi PDI-P Deprov ini.

BACA JUGA: Miris! 3.900 Guru Honorer Terancam tak Gajian

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulut Happy Korah mengungkapkan, pihaknya terus memberi penjelasan kepada masyarakat terkait manfaat penyelenggaraan NSCF. Termasuk warga gereja.

“Nah momen Natal ini dimanfaatkan Pemprov Sulut untuk menarik wisatawan lokal maupun asing. Karena sebelumnya, warga Nasrani di Indonesia cenderung memilih merayakan natal di luar negeri. Bayangkan jika tahun ini mereka melirik Sulut menjadi tujuan karena adanya NSCF, berapa banyak pendapatan per kapita masyarakat yang akan naik seiring kenaikan devisa yang dihasilkan,” tutur sekretaris panitia ini.

Menurutnya, satu wisatawan saja dapat menghabiskan uang paling lima juta dalam setiap kunjungannya. Sementara jumlah penduduk Nasrani di Sulut mencapai 20 juta orang. “Satu persen saja yang datang bayangkan berapa triliun perputaran uang yang akan terjadi di Sulut. Belum termasuk wisatawan mancanegara dan yang beragama lain dan tertarik menyambangi Sulut," beber dia.

Seiring dengan itu, kesejahteraan rakyat Sulut sudah pasti meningkat. Tak terkecuali warga gereja. “Bersyukur dari beberapa pertemuan yang kami lakukan respon mereka baik. Kalau semua warga gereja mendukung dengan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan, kami yakin pasti iven akan sukses,” tuturnya.

Adapun para perwakilan gereja yang hadir merupakan pendeta maupun pelayan khusus GMIM di rayon Manado. Di antaranya, Pdt Priskila Solang-Tampemawa, Vik Pdt Markus Mintalagi, Pnt Maureen Hamel, Pdt Anneke Ticoalu, Pdt Samson Frederik, Pdt Robert Weken, Pdt Christine Tanos serta Pdt Gretie Tampi-Sengkey.(JPG/cw-01/gel/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada! Cuaca Ekstrim Hingga 8 Desember


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler