CIFOR : Seni Ukir Jepara Adalah Peradaban

Kamis, 14 Juli 2011 – 03:18 WIB

JEPARA - Center For International Fouretry Research (CIFOR) dan mitranya melakukan penelitian untuk perbaikan struktur dan fungsi industri mebel di Jepara melalui Proyek Rantai Nilai Mebel (Furniture Value Chain) yang menggambarkan nilai tambah kayu dari hutan, sampai melewati ragam proses produksi hingga ke pasar.

Koordinator Center For International Fouretry Research (CIFOR) Herry mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama dua tahun, ada beberapa hambatan yang menjadi masalah yang dihadapi pengrajin mebel di Jepara pada saat ini.

"Masalah di jepara itu ada tiga, masalah kualitas produk, bahan baku, serta pemasaran dan modal," kata Herry yang juga sebagai pemimpin kegiatan Proyek Rantai Nilai Mebel di gedung Jepara Trade and Tourism Center (JTTC), Jepara, Rabu (13/7).

Untuk mengatasi masalah tersebut kata Herry, pihaknya telah melakukan berbagai macam kegiatan diantaranya, workshop penulisan cerita dari para pelaku mebel di Jepara dan workshop Steakholder (2008)Deklarasi Asosiasi Pengrajin Kecil Jepara (AKPJ), dan workshop untuk beradaptasi dengan permintaan pasar Mebel (2009)

BACA JUGA: Harga BBM Tetap

Pelatihan Pengembangan Mutu dan Manajemen Keuangan Untuk Pengrajin Kecil dan Pelatihan Penelusuran Bahan Kayu (CoC) untuk pasar Ekspor (2010).

"Untuk  kelangkaan bahan baku, usaha dari kami sendiri salah satunya menanam Jati
Kalau dahulu itu, Jati berpuluh-puluh tahun baru bisa ditebang, sekarang dengan lima tahun sudah bisa (ditebang) dengan bibit Jati unggul nusantara

BACA JUGA: Usaha Mebel Jepara Meredup

Nah, kami menanam di beberapa desa seperti di desa Senenan dan Mulyoharjo," tutur Herry.

Dikatakan Herry, seni Ukir sudah menjadi mata pencaharian warga Jepara
Karena itu, apabila kota kelahiran ibu Kartini ini tidak survive, bukan hanya mata pencaharian yang hilang, tapi juga peradaban ukir akan punah.

"Ukir itu bukan hanya sekolah tapi diturunkan dari generasi ke genarasi, kalau itu mati  bagaimana peradaban ini, hilang

BACA JUGA: Agresif Selenggarakan Pameran, Ekspor Turun 20 Persen

Untuk itu, kita sama-sama populerkan keunikan warisan budaya Jepara," tandasnya.

Selain itu tandas Herry, upaya lain yang telah dan akan dilakukan agar pengrajin bisa berhubungan dengan konsumen secara langsung dengan memfasilitasi kegiatan pameran, pelatihan persiapan pameran dan negosiasi dengan pembeli, penggunaan teknologi informasi melalui pembuatan portal dan jejaring sosial(kyd/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Khawatir Harga Cabe Naik Lima Kali Lipat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler