jpnn.com - JAKARTA - Manajemen PT CIMB Principal Asset Management (CPAM) mengusung kepercayaan diri tinggi terkait dana kelolaan. Manajemen optimistis mengoleksi total dana kelolaan Rp 6,3 triliun.
Proyeksi itu sejalan peluncuran produk baru yaitu reksadana CPAM. Lima produk reksadana konvensional telah menyapa pelaku pasar hasil kolaborasi dengan Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM).
BACA JUGA: Agar Bisa Bersaing, Ekonomi Kepri Harus Tumbuh 30,5 Persen
Produk-produk itu antara lain CIMB-Principal SMART Equity Fund, CIMB-Principal Indo Domestic Equity Fund, CIMB-Principal Equity Aggresive, CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah, dan Reksa Dana Indeks CIMB-Principal Index IDX30.
Dalam kerja sama itu, fee atau imbalan akan dibagi ke Trimegah. Maklum, Trimegah bertindak sebagai agen penjual produk CPAM. ”Yang pasti pembagian itu cukup wajar," tutur Presiden Direktur CPAM Ridwan Soetedja di Jakarta, Senin (15/8).
BACA JUGA: APTRI Sebut Jumlah Kebutuhan Gula Versi Pemerintah Terlalu Besar
Tahun ini perusahaan juga berencana menerbitkan reksadana terproteksi. Ada kemungkinan reksadana pendapatan tetap tengah dalam proses ditingkat internal. Reksadana pendapatan tetap butuh keahlian khusus dan belum ada rencana menawarkan reksadana penyertaan terbatas (RDPT).
”Selain itu, dari sisi produk cukup unik. Tetapi, untuk tax amnesty kami tengah berdiskusi secara intensif dengan CIMB Niaga sebagai bank persepi,” imbuh Ridwan.
BACA JUGA: Gantikan BI Rate, BI 7-Day Repo Rate Berlaku Mulai 19 Agustus
Dalam menerbitkan produk reksadana, perusahaan mempunyai sejumlah pertimbangan. Reksadana saham berdasar pada kondisi bisnis dan market.
Peluang bisnis reksadana saham ke depan akan lebih baik karena dari struktur fee cukup kompetitif. Fokus perusahaan mengembangkan reksadana jenis saham tanpa meninggalkan reksadana jenis lain.
Meski begitu, untuk target dana bisa diperoleh dari penerbitan produk baru, perusahaan belum bisa memerinci. Sebab, perlu diskusi untuk menyepakati angka yang ditargetkan.
Hanya, untuk pertumbuhan dana kelolaan perusahaan lebih banyak berasal dari reksadana pendapatan tetap, kemudian reksadana terproteksi dalam jangka waktu lima tahun terakhir. ”Selanjutnya, kami genjot pertumbuhan dana kelolaan melalui reksadana saham," ucapnya. (far/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Industri Desak Pemerintah Terapkan Kebijakan Inland FTA
Redaktur : Tim Redaksi