JAKARTA-BP migas menilai isu Cost Recovery membuat investor cemas untuk menanamkan investasinya di IndonesiaHal ini sebagai menjawab pertanyaan berbagai pihak yang mempertanyakan penyebab tidak berminatnya investor terhadap blok migass yang ditawarkan pemerintah
BACA JUGA: Lengkapi Berkas, Al Amin ke KPK Lagi
Dari 21 blok migas yang ditawarkan pemerintah pada investor tahun 2007, baru 9 blok yang laku hingga saat ini oleh investor lokal.jpnn.com - Demikian diungkapkan Eddy Purwanto, Deputi Operasi BP Migas kepada wartawan jumat sore di gedung Patrajasa, Jakrta (01/08).”Semakin meningkatnya isu cost recovery meresahkan calon investor,” ujarnya.
Isu menekan cost recovery perusahaan migas muncul dari berbagai pihak
BACA JUGA: Pemerintah Dukung Tengkulak Dirangkul
Saat ini cost recovery rata-rata perusahaan migas di Indonesia 23% dari revenue (pendapatan), sehingga penekanan ini akan menghasilkan cost recovery 19% dari revenue.Menurut hasil studi Johnson, ahli perminyakan dunia, besar cost recovery yang wajar itu adalah 40%
Selanjutnya Eddy Purwanto mengungkapkan yang ditakutkan pemerintah dengan penekanan cost recovery ini adalah menyebabkan para kontraktor migas akan menekan seluruh biaya operasi mereka
BACA JUGA: HNSI Rangkul Tengkulak
Penekanan biaya yang dianggap tidak akan mengganggu pendapatan mereka adalah menekan biaya eksplorasi.Sementara hal ini akan berdampak pada penurunan eksplorasiApabila eksplorasi menurun ditakutkan cadangan minyak mentah yang akan diproduksi menjadi menurunPadahal kesinambungan eksplorasi sangat penting untuk menjaga cadangan minyak mentahLaju penurunan produksi minyak saat ini saja telah mencapai 8 hingga 10%laju penurunan ini akan bertambah jika tidak ada eksplorasi pencarian ladang-ladang minyak baru di Indonesia(wid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rizieq-Munarman Terancam Penjara 5 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi