Staf Khusus Presiden Akui Mentawai Belum Tertangani

Sabtu, 30 Oktober 2010 – 19:14 WIB

JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, mengaku kalau korban tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), belum semua tertangani dengan baikAlasannya, karena bencana yang melanda Mentawai tergolong bencana yang tidak terduga

BACA JUGA: Jaksa Nakal Kaltim Hanya Dimutasi ke Jambi

Beda halnya dengan letusan Gunung Merapi di Yogyakarta, yang bencananya tergolong dapat diduga dan penanganannya bisa dilakukan dengan baik.

"Saya kira, seperti bencana banjir bandang di Wasior dan tsunami yang tergolong tidak terduga, pasti di sana-sini banyak kelemahan
Belum semua tertangani dengan baik

BACA JUGA: Dia Bicara di Koran, Kita di Koran

Saya kira wajar kalau ada perbedaan data korban," kata Andi Arief pada diskusi bertajuk "Bencana dan Duka Indonesia", di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (30/10).

Namun begitu, dari kelemahan penanganan tanggap darurat di minggu pertama, kata Andi, akan dipelajari dan dijadikan pengalaman untuk memperbaiki penanganan di minggu kedua
Menurutnya pula, penanganan tsunami di Mentawai dikoordinasikan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar, yang bekerja sama dengan BPDB Kabupaten Kepulauan Mentawai

BACA JUGA: Cerai Prajurit Tak Perlu Izin Atasan

"Sampai sekarang, Gubernur Sumbar beserta jajarannya menyatakan mampu untuk menangani semua," ucapnya.

Andi mengungkapkan, sejak terjadinya gempa, tawaran bantuan kemanusiaan datang dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, Australia dan SingapuraNamun, oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, kata Andi pula, tawaran bantuan itu ditolak karena pemerintah (setempat) masih mampu menanganinya"Ini contoh baik saya kiraPemerintah Daerah Sumbar masih mampu melakukan kepemimpinan politik," tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu area yang terkena tsunami paling parah adalah Desa Pro Rugat di Pulau Pagai SelatanSebanyak 65 warganya dinyatakan tewasPara penduduk desa bernaung di bawah terpal saat hujan datang, sembari bertutur bahwa sebagian warga lainnya memilih tetap bertahan di pebukitan karena terlalu takut untuk pulang.

Para pekerja kemanusiaan yang masuk ke pelosok Mentawai menemukan potongan karang raksasa dan bebatuan di lokasi yang dulunya rumahSedangkan mayat-mayat yang sudah dalam kondisi bengkak, berserakan di jalanan dan pantai.

Sementara, di sebuah Puskesmas di Pagai Utara, Sarifinus (35), membuai erat anaknya yang berumur 5 tahun, Dimas, karena mengerang kesakitan ketika paramedis merawat lengannya yang patahDimas ditemukan dalam keadaan hidup setelah air surut(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 197 Kabupaten/Kota Terapkan e-KTP 2011


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler