jpnn.com - JAKARTA -- Joko Widodo yang banyak diprediksi menang jika berduel dengan Prabowo Subianto akan dipaksa bertanding lebih panjang jika pilpres nanti ada tiga pasangan capres cawapres. Jokowi bakal tak bisa menang satu putaran.
Peluang pilpres diikuti tiga pasangan masih besar lantaran masih ada kans Golkar dan Demokrat membuat poros ketiga.
.
"Saya melihat apabila koalisi Golkar-Demokrat ini terjalin lalu mengajukan capres-cawapres maka pilpres bisa berlangsung dua putaran," kata Pakar Komunikasi Politik Universitas Mercubuana Heri Budianto kepada JPNN, Minggu (19/5).
BACA JUGA: Peta Koalisi Ditentukan Hasil Rapimnas PD dan Golkar
Dijelaskan Heri, hal itu terjadi karena distribusi suara yang menyebar. Apalagi jika pasangan capres-cawapres yang diusung Golkar - Demokrat merupakan tokoh yang memiliki nilai jual. "Artinya tidak mengusung capres yang elektabilitasnya di bawah 10 persen," tegas Heri.
Jika ini terjadi, lanjutnya, Jokowi yang saat ini memiliki kans menang lebih besar akan dipaksa bertarung dalam dua putaran. Ini diyakini akan menyulitkan Jokowi.
BACA JUGA: Gelar Rapimnas Hari Ini, Demokrat Pastikan Arah Koalisi
"Jika bertanding dua putaran, maka akan membuat perjalanan panjang dan Jokowi dikhawatirkan akan mengalami kelelahan politik," ujar Heri.
Nah, kelelahan politik ini dinilai bisa menguntungkan Prabowo Subianto. Sebab elektabilitas Prabowo semakin hari semakin meningkat.
BACA JUGA: Dahlan: Kemauan Itu Seperti Emas
"Upaya koalisi ini (Golkar-Demokrat) bisa jadi bagian dari strategi politik agar pilpres berlangsung dua putaran dan membuat kubu Jokowi was-was," kata Direktur Eksekutif PolcoMM Institute itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkes Gagal Sosialiasikan MERS
Redaktur : Tim Redaksi