jpnn.com, TULANGBAWANG - Polisi terpaksa menembak Agus alias Sungokong (44), pimpinan komplotan perampok, hingga meregang nyawa. Sedang anak buahnya, Sujito (40), hanya pincang.
Dua warga Kampung Sukabumi, Pakuanratu, Way Kanan, Lampung, itu dibekuk tim gabungan Tekab 308 Polres Tulangbawang (Tuba), Polsek Gunungterang, Polsek Banjaragung, Polsek Lambukibang, dan Polsek Menggala serta Tekab 308 Polres Waykanan.
BACA JUGA: Pelajar SMP Tewas Diamuk Massa Lantaran Diduga Terlibat Curanmor
Petugas terpaksa mengambil langkah tegas karena keduanya mencoba melawan saat hendak ditangkap.
Akibatnya, Sungokong meregang nyawa setelah timah panas petugas bersarang di dada kirinya. Sementara rekannya Sujito ditembak pada betis kanannya.
BACA JUGA: Perbaiki Rumah Dinas Bupati, Dua Pekerja Tewas Tertimpa Tembok
Kapolres Tuba AKBP Raswanto Hadiwibowo mengatakan, kedua pelaku dibekuk pada Kamis (17/8) sekira pukul 22.00 WIB di Kampung Sukabumi.
Keduanya diduga terlibat dalam aksi perampokan Susanto (37), warga Tiyuh Margakencana, Tuba Udik, Tubaba, pada 28 Juli lalu.
BACA JUGA: Duel Maut Dini Hari, Istri Cabut Mandau Tertancap di Perut Suami
Kasus perampokan ini tertuang dalam Laporan Polisi No. LP/B-216/VII/2017/RES TUBA/SEK TBU tanggal 28 Juli 2017.
Dari aksinya, kawanan perampok yang berjumlah sekitar enam orang ini berhasil menggondol uang tunai Rp240 juta, 35 gram emas, dan 2 unit handphone.
’’Pelaku sebenarnya ada enam orang, tetapi yang kami amankan baru dua. AG Susilo alias Agus alias Sungokong diduga sebagai otak perampokan," katanya saat press release di kamar jenazah RSUD Menggala kemarin (18/7).
Kapolres menjelaskan, pihaknya terpaksa melakukan tindakan tegas terukur karena keduanya mencoba melawan saat hendak ditangkap.
Dari tangan pelaku, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, sebatang kayu karet sepanjang 3 meter, sebuah tangga bambu sepanjang 4 meter, sebuah kursi plastik merah, dua gulung lilitan handsaplas, sebuah senter merah, selembar kain jarik dan sepucuk senjata api rakitan dengan 5 butir peluru.
"Saya pesan kepada empat pelaku lainnya untuk segera menyerahkan diri. Sebelum kami melakukan tindakan tegas dan terukur, lebih baik segera menyerahkan diri," pesannya.
Kapolres menerangkan, keenam pelaku merupakan komplotan yang berasal dari Kabupaten Waykanan. Mereka biasanya beroperasi di wilayah hukum Polres Tuba.
"Empat orang terduga pelaku yang lain sudah kita kantongi identitasnya. Sudah terindikasi dan kembali saya berpesan untuk segera menyerahkan diri," tegasnya.
Perwira dengan dua melati di pundak ini menambahkan, keenam anggota kawanan tersebut tidak menutup kemungkinan merupakan pelaku yang sama pada kejadian perampokan bos karet di Kecamatan Tulangbawang Udik beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tuba AKP Donny K. Baralangi menambahkan, kedua pelaku berhasil diketahui keberadaannya berdasarkan laporan dari masyarakat.
"Kami mendapatkan laporan Kamis sore (17/8) kemarin. Dari situ anggota gabungan berangkat menuju ke Kampung Sukabumi," ucapnya.
Donny menjelaskan, pelaku pertama yang berhasil ditangkap adalah Sujito di kediamannya di SP 2 Sukabumi. Tersangka terpaksa dilumpuhkan lantaran melakukan perlawanan saat akan ditangkap.
"Pelaku mengaku dia dan ke lima orang teman lain di antaranya alm Agus, WT, dan 3 orang lainnya yang tidak dikenali melakukan aksi curas di Tiyuh Margokencono dengan dipimpin oleh almarhum," tuturnya.
Sujito, lanjut Donny, berperan memanggul kayu balok yang dipergunakan komplotan tersebut untuk mendobrak rumah korban.
Sedangkan almarhum Sungokong berperan sebagai pemimpin yang juga merekrut pelaku lainnya pada aksi tersebut.
Berdasarkan keterangan Sujito, tim gabungan bergerak menangkap Sungokong yang merupakan otak dari aksi perampokan tersebut. "Tersangka kita tangkap di SP3 Sukabumi, Pakuanratu," ungkapnya.
Namun saat akan ditangkap pelaku yang sedang mengendarai kendaraan roda dua jenis Revo hitam tersebut melarikan diri ke wilayah HTI Waykanan.
"Anggota melakukan pengejaran. Anggota sudah memberikan tembakan peringatan sebanyak lima kali, namun pelaku tetap tidak mau menyerahkan diri bahkan hendak menembak petugas, sehingga karena situasi dan keadaan yang sangat terdesak akhirnya pelaku ditembak oleh anggota di bagian dada sebelah kiri yang mengakibatkan pelaku meninggal dunia," paparnya.
Sementara itu, Sujito mengaku ikut aksi perampokan itu karena ajakan Agus alias Sungokong. "Saya diajak Agus mas. Sebenarnya nggak boleh sama istri, karena orang tua juga lagi sakit stroke," akunya.
Jito –sapaanya– mengaku baru kali pertama melakukan aksi perampokan itu. "Pertama mas. Duitnya untuk sabung ayam. Saya dikasih 16 juta sama Agus. Kalo yang lain nggak tau, taunya saya cuma dikasih itu," terang bapak satu anak ini dengan nada menyesal.
Jito yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini mengaku tidak mengenali tiga orang pelaku lainnya.
"Saya kenalnya cuma sama Agus mas karena dia yang ajak saya, dengan WT dia biasanya dagang di pasar. Kalo yang lain ketemu di Negarabatin pas mau berangkat," ungkapnya.
Pantauan Radar Lampung (Jawa Pos Group) di RSUD Menggala, jenazah Agus alias Sungokong tiba sekitar pukul 08.30 WIB dan langsung masuk ruangan IGD untuk dibersihkan.
Satu jam kemudian, jenazah dipindahkan ke kamar jenazah RSUD Menggala menunggu diambil oleh pihak keluarga.
Hingga pukul 16.00 WIB, belum ada anggota keluarga maupun kerabat pelaku yang mengambil jenazah itu.
Diberitakan sebelumnya, sekitar enam orang kawanan perampok menyatroni kediaman Susanto (37) di Tiyuh Margakencana, Tuba Udik, Tubaba, pada 28 Juli lalu sekitar pukul 02.00 WIB. Para pelaku masuk melalui bagian belakang rumah.
Kawanan itu memanjat tembok menggunakan tangga. Setelah itu, para pelaku mendobrak pintu samping menggunakan kayu bulat. Setelah pintu rumah pecah, mereka langsung masuk kamar.
Seluruh pelaku yang mengenakan sebo menodong korban menggunakan senjata api (senpi) jenis pistol. Setelah mendapatkan uang, kawanan ini kabur. Kejadian itu lantas dilaporkan ke Polsek Tuba Udik. (nal/fei/c1/fik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nur Menangis Ingat Kata-kata Aneh Suaminya yang Tewas Misterius
Redaktur & Reporter : Soetomo