jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kembali mengeluhkan sulitnya mendapatkan perizinan tentang kelaikan mobil listrik di Indonesia. Dahlan mengeluhkan hal itu saat menghadiri acara peresmian lembaga riset Mandiri Institute di Jakarta, Senin (12/5).
"Mobil listrik sulit sekali peraturannya, bahkan peraturannya pun belum ada," ujar Dahlan saat menjadi pembicara di acara itu. Padahal, kata Dahlan, saat ini merupakan momen tepat bagi Indonesia untuk memulai produksi mobil listrik.
BACA JUGA: Arus Petikemas Naik
Mantan Dirut PLN itu mengaku tak ingin nantinya Indonesia hanya menjadi konsumen mobil listrik buatan luar negeri. "Ini ibarat kita akan lari maraton dengan negara lain karena sama-sama start, tapi pas mau jalan bendera kita tidak dikibarkan, sehingga suatu saat kita akan ketinggalan lagi," ucapnya.
Dahlan menambahkan, selama ini memang banyak pihak meragukan mobil listrik buatan anak bangsa sendiri bisa berkembang. Keraguan itu salah satunya didasari sulitnya mencari tempat untuk mengisi ulang baterai sebagai sumber daya mobil listrik.
BACA JUGA: Harga Karet Terus Menukik
Namun, Dahlan dapat menjawab kekhawatiran tersebut. "Pertanyaannya sangat sepele, nyoloknya di mana? Itu pertanyaan yang sangat kuno. Karena dari hasil riset, 90 persen pemilik mobil listrik itu nge-charge di rumah, lima persen lagi nge-charge di pinggir jalan," sebut dia.
Dibanding mobil berbahan bakar minyak (BBM), mobil listrik justru lebih mudah. “Mana ada mobil BBM di rumah masing-masing ada pom bensin sendiri? Kalau mobil listrik, kita bisa nge-charg di rumah, tinggal tidur atau makan nanti juga penuh batreinya," tutur pria berkacamata itu.(chi/jpnn)
BACA JUGA: Elpiji 3 Kilogram Langka di Bandung, Waspadai Spekulan
BACA ARTIKEL LAINNYA... AirAsia Beroperasi Dari Terminal Kuala Lumpur International Airport 2
Redaktur : Tim Redaksi