jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menuturkan, dalam mengangkat seorang dirut ataupun direktur, dirinya tak melulu berpacu pada hasil fit and proper test semata. Hal ini dikatakan Dahlan menanggapi kesalahan yang sempat dia lakukan saat mengangkat Dirut PT Taman Candi Borobudur Ricky Siahaan. Dahlan mengaku tak teliti dalam mengecek berkas track record Ricky.
"Sebetulnya tidak salah (dengan mengangkat Ricky menjadi Dirut Candi-red) tetapi tidak cocok dengan policy saya. Itu (Ricky-red) kan tetap lolos dengan proses fit and proper test," terang Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (29/11).
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Kurangi Impor dan Tambah Ekspor
Menurut Dahlan, jika hanya berpacu pada hasil fit and proper test bukan tidak mungkin hasil penilaian tersebut tidak akan maksimal. Karenanya perlu dilihat pula hasil track record dirut ataupun direksi yang bersangkutan.
"Sejak awal dulu, saya tidak hanya berpegang pada hasil fit and proper test. Karena, kalau hanya berpegang pada fit and proper test, siapa yang jago menyampakain konsep, jago ngomong dan presentasi itu akan menang. Padahal belum tentu karyanya seperti apa yang dipikirkan itu. Maka track record itu penting dilihat," beber mantan Dirut PLN ini.
BACA JUGA: Presiden Minta Jajaran Menteri Pantau Rupiah
Maksud track record di sini dijelaskan Dahlan adalah rekam jejak yang bersangkutan dalam bekerja di perusahaan terdahulu, apakah baik atau buruk.
"Kedepan, track record itu penting dilakukan. Misalnya si Laily (Dirut PT Candi Borobudur yang baru-red). Track record di bidangnya, dia bagus. Pokoknya, waktu bekerja di tempat dia sebelumnya prestasinya seperti apa. Ternyata selama ini track recordnya dia bagus," tukas menteri yang ogah pakai pengawalan ini. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Kurangi Konsumsi Mie Bila Harga Naik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mie Tetap Diminati Meski Harga Akan Naik
Redaktur : Tim Redaksi