Dahlan Mengurai Penyakit BUMN di Rumah Makan

Sabtu, 26 November 2011 – 12:52 WIB

MAKASSAR--Menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tak membuat karakter Dahlan Iskan mengalami perubahanDahlan tetap pada karakternya yang santai dan anti terhadap pelayanan yang serba diatur oleh protokoler

BACA JUGA: Tugu Pratama Ancang-ancang IPO



Malam tadi, Dahlan melakukan pertemuan santai dengan jajaran direksi BUMN, diantaranya PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Industri Kapal Indoensia (IKI), Direksi TP Semen Tonasa serta jajaran direksi BUMN lainnya yang ada di Makassar.  

Dari pertemuan santai di rumah makan Surya Jalan Nusa kambangan itu, Dahlan melakukan sharing pendapat dengan jajaran perusahaan milik negara itu.

Dari pertemuan santai ini, satu persatu penyakit yang selama ini membelit BUMN dapat dipecahkan
Salah satu contoh, PT IKI yang selama ini dikenal telah mati suri, karena tidak mampu lagi menghidupi karyawannya.

Dalam acara makan malam sambil berdiskusi itu, Dahlan akhirnya bisa mempertemukan kerjasama antara Direksi PT Semen Tonasa dengan PT IKI.

Direktur Utama PT Semen Tonasa Pangkep, Sattar Taba dalam diskusi santai ini mengungkapkan bahwa saat ini PT Semen Tonasa membutuhkan 4 unit kapal tongkang yang akan dikerjasamakan dengan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS).

"Total anggarannya Rp 400 miliar, pengerjaan kapal ini mungkin bisa diambil alih oleh PT IKI Makassar karena anggarannya cukup besar dan 70 persen dari anggaran ini bisa diambil dimuka dari bank," kata Sattar Taba.

Sementara itu, Dahlan Iskan dalam kesmepatan itu mengaku telah berkomunikasi dengan PT DPS Surabaya, dan pengerjakan kapal yang diorder oleh PT Sement Tonasa ini, akan diserahkan ke PT IKI Makassar

BACA JUGA: Impor Beras Dibatasi 2 Juta Ton

"Ini dari pertemuan ini sudah ada order Rp 400 miliar, ini sudah bisa membayar gaji karyawan," kata Dahlan Iskan.

Dahlan dalam kesmepatan itu menegaskan bahwa yang harus dibenahi di intenral BUMN adalah perbaikan manajemen, bukan pada persoalan uang
"Yang membuat manajemen BUMN selama ini kurang maksimal karena selalu dipikirannya akan ada uang dari pusat, apalagi kalau sudah mendapat informasi angin, akhirnya yang dipikir setiap hari bagaimana uang itu segera datang, tidak lagi berfikir bagaimana menjalankan bisnis yang baik," tandasnya. 

Dahalan menegaskan, prinsip kementerian BUMN dibawah kendalinya yakni tidak gampang memberi uang, karena yang penting katanya adalah menciptakan manajemen yang solid.

"Bukan berarti tidak ada uang sama sekali, tapi tidak gampang

BACA JUGA: Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM

Karena inti persoalan itu bukan di uang, tapi di manajemen, tidak juga berarti harus ada perombakan manajemen besar-besaran, tapi manajemen harus lebih baik lagi," paparnya.

Tak hanya di PT IKI, hal serupa juga berlaku bagi BUMN lainnya, dalam diskusi ini, PT PN dalam mempertanyakan MoU dengan PT Antam di Sulawesi Tenggara yang saat ini tidak jalan.

Dahlan dengan tegas menyatakan bahwa salah satu yang menghambat peningkatan BUMN selama ini karena kebiasaannya yang membuat MoU (Memorandum of Understanding red).

"Kebiasaan membuat MoU itu dikurangilah, komunikasi saja dengan baik lallu buat perjanjian langsung jalan, tidak usah buat MoU segala, karena MoU itu memerlukan waktu untuk rapat-dan rapat," tuturnyaHarusnya kata Dahlan, manajemen yang proaktif mengejar dan mempertanyakan jika ada perjanjian dengan pihak lain yang tidak berjalan(kas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembayar Pajak Kakap Tak Diumumkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler