JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Hanura, Akbar Faisal menilai dakwaan yang disusun Jaksa KPK terhadap perkara yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, terkesan sangat dilokalisasi dan bermain-main dengan hukum.
Menurut Akbar, dakwaan yang hanya melokalisasi kasus korupsi Wisma Atlit fokus pada Nazaruddin dan tidak menggali keterlibatan petinggi dan elit partai yang selama ini diduga kuat terlibat, mengindikasikan KPK bermain-main dengan hukum.
“Ini menunjukkan benar bahwa KPK bermain-main dengan hukumSaya kira ini bukan kasus pertama karena hal seperti ini terus terjadi berulang-ulang di ruang publik dimana lembaga penegak hukum mengkerdilkan logika berpikir sehat masyarakat
BACA JUGA: Yunus Janji Berani Periksa SBY
Sangat menyedihkan,” ujar Akbar di gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (30/11).Perilaku seperti ini, lanjut Akbar dikhawatirkan akan memancing emosi rakyat dan KPK telah mendegradasi dirinya sendiri dengan menantang rakyat dan memperkecil perasaan rakyat yang haus akan keadilan.
“Padahal rakyat menaruh kepercayaan besar pada KPK, namun KPK tidak bisa menjaga kepercayaan ini
Lebih jauh, Akbar mengungkap rasa herannya dengan dakwaan yang hanya menyasar Nazaruddin, tanpa mengungkapkan pengakuan dan fakta-fakta hukum yang mengarah kepada keterlibatan pihak lain.
“Masyarakat akan mempertanyakan mana kasus lain yang diungkapkan Nazaruddin? Siapa yang dilindungi? Siapa yang merekayasa dan bermain?,” ujarnya.
Perilaku KPK yang seperti ini, menurut Akbar menguatkan dugaan masyarakat akan adanya kompromi dan ada pola dimana lembaga-lembaga negara dikonsolidasikan dan disesuaikan dengan keinginan orang-orang tertentu.
”Saya rasa ini semua erat juga kaitannya dengan tudingan akan keterlibatan pimpinan KPK dalam kasus yang menyeret Nazaruddin ini,” tandasnya
BACA JUGA: Kalau Terpilih, Yunus Husein Berani Panggil Presiden
BACA JUGA: Anggaran Kesehatan RI Kalah Jauh dari Timor Leste
(fas/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihantam Roket, Dua Pelajar Indonesia Tewas di Yaman
Redaktur : Tim Redaksi