jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan masyarakat Indonesia karena pengerjaan proyek penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kemenkominfo terlambat atau tidak tepat waktu.
Hal ini disampaikan Johnny merespons pertanyaan penasihat hukumnya Dion Pongkor dalam sidang lanjutan kasus BTS 4G di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Kamis (19/10).
BACA JUGA: Menkominfo Budi Arie Desak Meta Segera Membersihkan Konten Judi Online
Awalnya, Dion menanyakan perasaan Johnny Plate terhadap fakta yang terungkap persidangan bahwa dua penggantinya sebagai Menkominfo, juga tidak menyelesaikan proyek BTS 4G tepat waktu, tetapi tepat dilanjutkan.
"Ini, kan, proyek tidak selesai, pak, tidak selesai tepat waktu karena terlambat. Sekarang, berdasarkan fakta persidangan dua menteri pengganti bapak dilaporkan (oleh BLU BAKTI) bahwa tidak selesai. Mereka minta tetap dilanjutkan proyeknya dan tidak (menjadi) masalah buat mereka. Bagaimana perasaan bapak terhadap proyek BTS ini?" tanya Dion.
BACA JUGA: Saksi Sebut Galumbang Tidak Pernah Minta Commitment Fee Terkait Proyek BTS
Merespons hal tersebut, Johnny menyampaikan permohonan maaf tersebut.
"Yang pertama tentunya saya mohon maaf kepada Bapak Presiden yang telah mempercayai saya sebagai Menkominfo bahwa proyek ini yang menjadi kebijakan pemerintah dalam rangka membawa masyarakat memasuki era transformasi digital tidak selesai pada waktunya," ungkap Johnny.
BACA JUGA: Oknum BPK Disebut Terlibat Korupsi BTS, Kejaksaan Didesak Mengusut Tuntas
Berdasarkan informasi yang terungkap di persidangan, kata Johnny, meskipun terlambat sebanyak 3.400 BTS 4G di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) sudah beroperasi di ribuan desa di Indonesia. Dia berharap ribuan BTS yang on air tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Dari persidangan, saya mendapatkan informasi bahwa dari 4.200 itu, selain dari yang force major atau keadaan kahar, sekitar 600 desa dan kelurahan, telah on air lebih dari 3.400 BTS. Itu berarti 3.400 desa sudah terlayani dengan sinyal 4G. Saya sangat berharap kiranya layanan ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, masyarakat setempat," ungkap Johnny.
Menurut Johnny, satu hal yang menarik yang dipelajari dari proyek di Bakti Kominfo adalah proyek ini tetap dilanjutkan, meskipun penuh risiko termasuk risiko hukum, yakni ditersangkakan.
"Bahwa salah satu unit noneselon di kementerian Kominfo BLU Bakti, yang walaupun terlambat menggunakan semua kemampuan untuk memaksimalkan hasil, dan melanjutkan proyek ini dengan penuh risiko termasuk risiko hukum ditersangkakan," tutur dia.
Selain itu, kata Johnny Plate, pembangunan proyek BTS 4G ini tetap berjalan tidak dengan cost overrun. Hal ini berarti, tidak ada kenaikan harga meskipun pembangunannya terlambat dan terus dilanjutkan.
"Kiranya ini menjadi pelajaran agar jangan sampai pada saat dimana proyek terlambat, terjadinya cost overrun atau naiknya harga di mana rakyat dan negara dirugikan dua kali. Kalau sampai dirugikan satu kali sudah lebih dari luar biasa," tandas Johnny.
Pada kesempatan itu, Johnny juga berharap BTS 4G yang sudah dibangun bisa bermanfaat untuk mewujudkan kedaulatan ruang digital Indonesia.
"Saya mohon maaf pada rakyat dan semoga apa yang sudah dibangun ini bisa bermanfaat untuk rakyat Indonesia sekarang dan masa yang akan datang dan menjadi pelajaran untuk perbaikan-perbaikan pembangunan infrastruktur digital di waktu yang akan datang demi kedaulatan dan kejayaan Indonesia di ruang digital," pungkas Johnny. (Tan/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi BTS 4G, Sadikin Rusli Diyakini Orang Kepercayaan Elite BPK
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga