Menurut Susno, pengusutan kasus zatapi tidak bisa dilakukan secara terburu-buru
BACA JUGA: Nipah Siap Jadi Pangkalan TNI-AL
"Mereka kan baru saja dari luar negeriBACA JUGA: Berantas Trafficking, Indonesia Adopsi Protokol PBB
Tidak seperti pergi ke Pacitan (yang singkat),'' kata mantan Kapolda Jabar itu di Mabes Polri kemarin (3/2)BACA JUGA: Pertamina di Persimpangan Kepentingan
Sebab, polisi terlebih dahulu mengurus mutual legal assistance (MLA) yang izinnya dua bulan lebih.Susno mengatakan, penyidik mengembangkan kasus dengan melakukan penyelidikan di Singapura dan MalaysiaDi dua negara itu, polisi membandingkan kandungan minyak jenis zatapi, apakah berbeda dengan yang didatangkan ke Indonesia''Hasilnya lumayan, lumayan mendukung penyelidikan,'' ujar Susno.
Tim penyidik, lanjutnya, juga meminta pendapat para ahli dari perguruan tinggi tentang zatapi serta hasil yang dibawa dari Malaysia dan Singapura''Kami ingin tahu zatapi itu minyak beneran atau bukan, ternyata itu minyak,'' katanyaTim juga akan menyelidiki unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam zatapi.
Kasus impor zatapi itu bermula dalam rapat dengar pendapat antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro dan Komisi Energi DPR pada Februari 2008Saat itu sejumlah anggota dewan mempersoalkan 600 ribu barel minyak zatapi yang diimpor pada 2007Proyek impor tersebut dimenangi PT Gold Manor Internasional.
Sejumlah kalangan mempertanyakan dokumen asal barang, uji sample, dan transparansi harga impor minyak zatapiSebab, harganya lebih mahal, yakni sekitar USD 11,7 per barelPadahal, bila Pertamina tidak mengimpor zatapi akan berhemat 5 juta dolar Amerika Serikat.
Susno berkomitmen melanjutkan penyidikan kasus dugaan korupsi minyak zatapi meski mantan Kapolri Sutanto kini duduk sebagai komisaris utama Pertamina.
Penyidik Polri pernah menggeledah Kantor Pertamina dalam perkara zatapi itu pada 17 Oktober 2008Sutanto juga sudah mempersilakan polisi meneruskan kasus itu''Saya serahkan penyidikan ke Mabes Polri untuk dilanjutkan,'' kata Sutanto setelah menemui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Departemen Energi, Jakarta, Kamis, 8 Januari 2009 lalu(rdl/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi APBD Bengkulu Rp20 M
Redaktur : Tim Redaksi