jpnn.com - PANGKAH - Puluhan awak sopir dump truk pengangkut material proyek melakukan aksi unjuk rasa mogok beraktifitas di areal Jalan Raya arah Jatinegara tepatnya di Desa Dukuh Jati Kidul Kecamatan Pangkah, Tegal, Selasa ( 18/11) sekitar pukul 09.00. Mereka melakukan aksi mogok sejalan dengan pemberlakukan harga baru Bahan Bakar Minyak ( BBM) yang diumumkan pemerintah pusat semalam.
Salah satu pengemudi truk Daryono, 38, mengaku aksi ini lebih dipicu lantaran harga bongkaran yang diangkutnya belum dinaikkan paska pemberlakuan tarif baru BBM.
BACA JUGA: Riri Melahirkan saat Tes CPNS
"Dulu saat BBM belum naik harga per meter kubik Rp 30.000. Sekarang dengan kenaikan BBM kami minta untuk per meter kubiknya Rp 35.000. Namun dari proyek hanya mau menaikkan sebesar Rp 1000 saja," ujarnya.
Dengan belum adannya kebijakan dari pelaksana proyek, para sopir tersebut memilih tak menjalankan armadanya.
BACA JUGA: Panti Pijat Esek-esek Jadi Sentra Kuliner
Aksi mogok awak sopir dump truk ini sempat membuat macet arus lalu lintas setempat. Hal ini dipicu pengemudi atau awak angkutan sengaja memarkir armada dump truknya diruas jalan raya.
Kapolsek pangkah AKP Sumarjo bersama Danramil 11/Pangkah Kapten Inf Fathur Rohman terpaksa turun lokasi untuk memberi pengarahan pada awak sopir agar bisa menyampaikan aspirasi namun tidak mengganggu fasilitas umum.
BACA JUGA: BBM Naik, Organda Serukan Mogok Massal Besok
"Silahkan tempuh langkah negosiasi dengan pihak proyek terkait kenaikan harga angkut urug, namun jangan menutup akses jalan umum," tegas keduanya.
Puluhan sopir dump truk tersebut akhirnya membubarkan diri kembali kerumah masing- masing dan mencari muatan lokal atau diperumahan sambil menunggu hasil keputusan negosiasi dengan pihak proyek.
Pengemudi awak dump truk berharap dari hasil negosiasi itu bisa dipahami pihak pelaksana proyek mengingat kenaikan BBM sangat berpengaruh terhadap penghasilan mereka bila harga angkut urug tidak mengikuti kenaikan. " Bila pihak proyek tidak mau mengerti kesulitan kami, tentunya rekan- rekan juga akan mogok selamanya dan mengalihkan mutannya untuk konsumsi perumahan atau muatan lokal saja," ujar Daryono. ( her/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Surabaya Bisa Punya Dua Wawali
Redaktur : Tim Redaksi