Dampak Krisis Ekonomi ke Anak-Anak

Selasa, 23 Maret 2010 – 16:39 WIB

JAKARTA--Setiap negara yang mengalami krisis ekonomi harus lebih mewaspadai dampak pra dan pasca krisisNiloufar Pourzand dari Unicef, mengatakan bahwa krisis ekonomi selalu berdampak langsung terhadap anak-anak

BACA JUGA: Siap Hadapi Krisis Jilid Tiga

Organisasi PBB yang concern terhadap perlindungan anak-anak didunia itu mengatakan, pada krisis ekonomi tahun 1997-1998, dampaknya terhadap tingkat tenaga kerja anak-anak di Indonesia lebih serius dibandingkan Thailand dan Kamboja.

''Ada peningkatan pekerja anak-anak, dampak dari sekitar 25 juta tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan
Krisis di Indonesia lebih serius dibandingkan Thailand dan Kamboja

BACA JUGA: Kurangi Kemiskinan, Masih Andalkan PNPM

Fluktuasi harga makanan, juga berdampak pada anak-anak,'' kata Niloufar dalam National Workshop, The Global Financial Crisis and Vulnerabilities - Impact, Response, Next Step, Selasa (23/3) di Gedung Bappenas, Jakarta.

Niloufar tidak menyebutkan angka pasti, namun menjabarkan bahwa peningkatan tenaga kerja anak terdeteksi, karena terjadi peningkatan kemiskinan 30 persen, pengaruh dari belanja makanan.

''Gizi anak-anak tidak lagi terpenuhi karena orangtua mengurangi konsumsi
Selain itu, pendidikan tidak lagi terlalu difikirkan

BACA JUGA: Krisis 2008, 17 Juta Jiwa Miskin

Karena itulah, pemerintah sudah seharusnya melakukan kebijakan responUnicef secara keseluruhan melakukan monitoring, lakukan studi dampak krisis global,'' katanya.

Niloufar mengatakan, krisis ekonomi global paling parah berdampak di negara MongoliaUntuk di Indonesia, tugas Unicef melakukan monitoring sistem secara umumSedangkan di Asia, Unicef telah lakukan penilaianHasilnya krisis ekonomi memberi dampak langsung pada anak-anak.

''(karena itu) langkah penting yang harus dilakukan pemerintah, adalah memberikan anggaran sosial dan menyiapkan jejaring keamanan dampak krisisUnicef juga akan selalu monitoring dampak krisis, fokus pada anak-anak dan wanita,'' katanya.

Sementara itu, Asean Secretary and world Bank Team East Asia, Ririn Purnamasari, mengatakan bahwa dampak krisis ekonomi di Indonesia selalu mempengaruhi tingkat pekerja anak, tingkat kematian bayi dan tingkat pendidikan.

''Maaf datanya saya tidak bawa, namun sudah kita lakukan kajianDulu waktu krisis 1997, solusi menghadapi krisis, anak-anak ditarik dari sekolah, membantu ekonomi keluarga dengan bekerjaDana kesehatan juga beralih untuk kehidupan, akibatnya tingkat kematian bayi meningkat,'' papar Ririn.

Namun saat krisis tahun 2008, Ririn mengatakan Indonesia sudah lebih siapDiantaranya, saat krisis kembali melanda, Indonesia sudah memiliki berbagai program seperti PNPM dan pelayanan gratis Posyandu''Meski tidak terlalu berdampak akibat krisis 2008, namun tetap saja anak-anak menjadi korban krisis ekonomiIni yang harus tetap diwaspadai kedepan,'' kata Ririn(afz/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Targetkan Kurangi Subsidi


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler