BACA JUGA: Sonar Macet, Dua Kapal Selam Nuklir Tabrakan
Bila Madoff sukses menilap uang sekitar USD 50 miliar (sekitar Rp 596,2 triliun) dari sejumlah investor hingga melambungkan namanya sebagai penipu ulung terbesar di dunia, dalam kasus terbaru yang diduga melibatkan pejabat tinggi militer Paman Sam, uang negara ditilap sekitar USD 125 miliar (sekitar Rp 1.491 triliun).Dana itu diselewengkan dari kepentingan rekonstruksi Iraq pasca kejatuhan Saddam Hussein
''Saya yakin, yang merampas dana Iraq itu adalah pejabat Amerika Serikat sendiri dan kontraktor, bukan rakyat dari pinggiran Iraq,'' kata sumber yang mengaku pengusaha AS di Iraq sejak 2003, seperti dilansir harian Inggris The Independent kemarin (17/2).
Aparat berwenang AS telah memulai investigasi dan mendaftar sejumlah pejabat militer AS untuk dijadikan tersangka
BACA JUGA: Rakyat Nelangsa, Mugabe Hamburkan Uang di Hong Kong
Salah seorang petinggi militer AS yang terjaring adalah pejabat pengawas keuangan untuk wilayah pusat dan selatan Iraq, Robert JBACA JUGA: AS Tambah 30 Ribu Tentara di Afghanistan
Stein pernah berpose di depan tumpukan jutaan dolar AS di sebuah ruangan sambil duduk berseragam militer dan menenteng senjata.Dia ditetapkan sebagai salah seorang tersangka karena auditor SIGIR menemukan bukti lembaran rekening giro yang dikirimkan atas nama Stein senilai USD 57,8 juta (sekitar Rp 689,5 miliar)Selain Stein, ada nama Kolonel Anthony B Bell, pensiunan serdadu AS sekaligus penanggung jawab kontrak rekonstruksi pada 2003 dan 2004Ada lagi Letnan Kolonel Ronald W Hirtle dari angkatan udara ASDia adalah pejabat penanggung jawab kontrak senior di Baghdad pada 2004Tim penyidik masih mencari bukti penguat untuk menjerat dua petinggi militer AS tersebut.
Dugaan penyelewengan itu dibenarkan pejabat dalam negeri IraqMenurut mereka, pencurian sejumlah besar uang Amerika Serikat tersebut pasti karena permainan orang dalamSejumlah dana itu dialokasikan untuk pembangunan kembali Iraq sejak invasi AS menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein pada 2003Yang jelas, secara kasat mata, beberapa bangunan fisik di Iraq memang telah didirikanDi antaranya, gedung kedutaan supermewah AS di Iraq dan masjid raya Baghdad (bangunan ini hanya melanjutkan proyek hampir jadi Saddam Hussein).
Infrastruktur lainnya adalah penanaman pohon palm dan taman di tepi jalan-jalan utamaNamun, hanya selang beberapa bulan, pohon yang sudah ditanam itu ditebang kembali untuk ditanami pohon baruPada 2004 hingga 2005, dana sekitar USD 1,3 miliar (sekitar Rp 15,5 triliun) digunakan untuk membeli pengganti helikopter usang dan mobil yang rusak karena diterjang peluruSaat itu, pejabat kementerian pertahanan Iraq yang disalahkanNamun, karena pejabat militer Amerika lebih memegang kendali pertahanan Iraq, pejabat militer AS akhirnya dianggap paling bertanggung jawab atas pengelolaan dana tersebut.
Berdasar catatan yang ditemukan harian AS The New York Times, tim penyidik sejak Januari lalu melacak aliran dana ke rekening masing-masing pejabat militer yang dicurigaiDi antara ratusan miliar duit AS yang mengalir ke Iraq, hingga akhir pemerintahan Bush pun, tak tampak hasil pembangunan signifikan di Negeri Seribu Satu Malam itu. (ape/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Skenario Politik untuk Persatukan Kadima dan Likud, Usulkan Rotasi PM Israel
Redaktur : Tim Redaksi