Data PBB, Pengungsi Suriah Bertambah Jadi 9,3 Juta

Selasa, 05 November 2013 – 14:04 WIB

jpnn.com - NEW YORK- Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mencatat, jumlah pengungsi dari Suriah bertambah sebanyak 2,5 juta orang. Sebelumnya, data yang dirilis PBB pada bulan September menyebutkan bahwa pengungsi Suriah ada sebanyak 6,8 juta jiwa.

Mayoritas pengungsi berlindung ke Libanon, Yordania, Turki, Irak dan Mesir. Para negara tetangga tersebut memperingatkan tidak mampu lagi menampung pengungsi dari Suriah.

BACA JUGA: Mursi Mengamuk di Sidang Perdana

"Sekitar 9,3 juta orang di Suriah atau 40 persen dari populasi memerlukan bantuan kemanusiaan dari pihak luar," kata Kepala Kemanusiaan PBB, Valerie Amos seperti dikutip dari BBC, Selasa (5/11).

Kepada Dewan Keamanan PBB, Amos menekankan bahwa krisis Suriah terus memburuk dengan cepat dan tak terelakkan. Area kamp pengungsi Suriah dari waktu ke waktu terus berkembang.

BACA JUGA: Saudi Mulai Razia Tenaga Kerja Ilegal

"Dewan Keamanan PBB harus bersikap adil baik kepada rezim pemerintahan maupun partai oposisi untuk menjamin akses bagi para pekerja kemanusiaan," ujarnya.

Divisi Kemanusiaan PBB juga terus menekan dewan untuk menyalurkan bantuan dan memberikan pengaruh mereka kepada pihak-pihak yang dapat menjamin perlindungan warga sipil dan fasilitas sipil. Antara lain jalur yang aman bagi tenaga medis dan perlengkapan, dan perjalanan yang aman dan tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan.

BACA JUGA: AS dan Australia Belum Konfirmasi Dugaan Penyadapan

Data PBB menunjukkan, lebih dari 2,5 juta orang tinggal di daerah yang terisolasi dan terkepung di Suriah. Sebagian besar dari mereka hidup tanpa makanan yang cukup dan tanpa akses listrik dan obat-obatan.

Sementara itu utusan Liga Arab untuk PBB, Lakhdar Brahimi segera berbicara dengan diplomat AS dan Rusia terkait upaya konferensi perdamaian Suriah yang direncanakan digelar akhir November ini. Brahimi akan bertemu dengan perwakilan dari sisa Dewan Keamanan PBB dan tetangga Suriah di Jenewa, Swiss.

Soal negosiasi perdamaian, baik pemerintah Suriah dan kelompok oposisi tidak setuju. Pemerintah Suriah menegaskan bahwa tidak boleh ada permintaan pra-kondisi. Sedangkan pihak oposisi tetap menuntut Presiden Bashar al-Assad untuk mundur. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerhana Langka Sambangi Afrika


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler