DBD Serang 316 Warga Pekanbaru

Sabtu, 15 Oktober 2011 – 14:31 WIB
KOTA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir mengalami peningkatan yang sangat drastisBila dibandingkan dengan kasus pada tahun 2010, kasus DBD di Pekanbaru mengalami kenaikan hingga melebih 100 persen

BACA JUGA: Pasca Bentrok, Warga Watubula Pilih Mengungsi



Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, kasus DBD pada tahun 2010 hanya tercatat sebanyak 200 kasus
Sementara pada tahun 2010, dalam waktu sembilan sudah mencapai 316 kasus

BACA JUGA: Perbatasan Balikpapan-Kukar Bermasalah

Diperkirakan angka ini akan mengalami peningkatan hingga menjelang akhir tahun, jika melihat kondisi cuaca yang terjadi sekarang ini
Hal tersebut dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr H Dahril Darwis Mkes kepada Riau Pos (JPNN).
 
Menurutnya jumlah kasus DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Marpoyan Damai, yakni mencapai 46 kasus

BACA JUGA: PLTU Gangguan, Kalsel Gelap

Sementara terbanyak kedua terdapat di Kecamatan Payungsekaki, sebanyak 43 kasus dan disusul Kecamatan Tampan sebanyak 39 kasusSedangkan Kecamatan yang terendah terserang kasus DBD berada di Kecamatan Pekanbaru Kota dan Sail yakni sebanyak 14 kasus.

Menurut Dahril, terjadinya peningkatan kasus DBD disebabkan akibat suhu cuaca yang ekstrimTerkadang jika pagi terjadi panas terik dan pada petangnya terjadi hujanKondisi seperti ini katanya, akan mempercepat proses perkembang biakan nyamukYang seharusnya memerlukan waktu sembilan hari dengan suhu yang ekstrim seperti sekarang hanya memerlukan waktu enam hari.
"Upaya yang kita lakukan dari Dinas Kesehatan sama, yakni mengimbau kepada masyarakat untuk selalu melakukan gerakan 3M, menguras dan  menutup tempat penampungan air serta mengubur barang-barang bekas," katanya.

Disamping itu, jika terjadi panas tinggi, segera bawa ke Puskesmas terdekat, jangan hanya berdiam diriPerbanyak minum air putih, karena pada musim panas seperti sekarang, darah yang ada sedikit lebih kental, makanya harus banyak meminum air putih.
Terkait fogging lanjut Dahril, pihaknya baru akan melaksanakan setelah di kawasan tersebut ditemukan adanya kasus DBDJika tidak, maka pihaknya tidak bisa melaksanakan.

Di sisi lain, salah seorang pengamat kesehatan lingkungan, M Napiri SKM MKL kepada Riau Pos, Kamis (13/10) mengatakan, tingginya kasus DBD di Kota Pekanbaru saat ini disebabkan oleh beberapa faktorSecara geografis suhu yang terjadi di Provinsi Riau, khususnya di Pekanbaru mengalami suhu ekstrimTerkadang pada pagi menjelang siang panas, dan sorenya terjadi hujan.
 
Menurutnya kondisi seperti ini akan membuat perkembang biakan nyamuk akan semakin cepatFaktor lainnya, Kota Pekanbaru merupakan kota yang sangat maju dan mobilisasi masyarakat cukup tinggi, sehingga tidak bisa dipungkiri mobilisasi penyakit menular juga akan sangat tinggi.
 
"Salah satu cara yang paling ampuh untuk mengendalikan DBD adalah dengan cara mengaktifkan program juru pemantauan jentik (Jumantik) disetiap  kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru," ujarnya.

Caranya harus melibatkan peran serta masyarakat dengan menyentuh hati dan mengajak masyarakat untuk melakukan pemantauan jentik secara rutin, yang dimulai dari rumah tempat tinggalnya sendiriSeperti membuang semua genangan air yang terdapat pada pot bunga, kaleng-kaleng bekas dan mengubur serta menutup tempat penampungan air(lim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Terpaksa Bendung Sumber Air


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler