JAKARTA - Pemerintah dan DPR sepakat menaikkan angka defisit pada APBN 2011Dari rencana semula Rp115,7 triliun atau 1,7 persen terhadap Product Domestic Bruto (PDB), angka defisit dipatok pada angka Rp124,7 triliun atau 1,8 persen terhadap PDB.
"Kita bersyukur asumsi makro sudah disepakati
BACA JUGA: Disiapkan Rp500 Miliar untuk Atasi Lonjakan Harga Pangan
Meskipun banyak tantangan yang kita hadapi, yang harus tetap kita jaga adalah fiskal APBN kita harus tetap sehatBACA JUGA: Pemerintah Kejar PP Cost Recovery
Ini penting untuk terus kita jaga," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo kepada wartawan usai rapat paripurna DPR, Selasa (26/10).Sementara untuk menutup defisit, akan didanai dengan sumber pembiayaan dalam negeri sebesar Rp125,3 triliun, minus pembiayaan luar negeri sebesar negatif Rp0,6 triliun
Kesepakatan defisit ini termasuk dalam asumsi makro RAPBN 2011 yang pada hari ini, Selasa (26/10) telah disetujui untuk disahkan menjadi UU
BACA JUGA: Pemerintah Kucurkan Subsidi Rp187,6 T
Adapun asumsi makro APBN 2011 antara lain pertumbuhan ekonomi dipatok 6,4 persen, inflasi 5,3 persen, nilai tukar Rp9.250/USD, tingkat suku bungan acuan SBI 3 bulan 6,5Selain itu harga minyak Indonesia (ICP) USD80/barel, Product Domestic Bruto (PDB) 7.019,9 dan lifting minyak 970 ribu barel/hari.Untuk menutupi defisit pula, pemerintah berjanji untuk lebih berhati-hatiDi antaranya lebih mengandalkan efesiensi anggaran daripada melakukan penambahan utang luar negeriKalaupun harus melakukan utang, maka stimulus tersebut harus berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.
"Karena itulah pemerintah sepakat dengan saran DPR RI untuk melakukan efesiensi anggaran misalnya dari biaya perjalanan dinasPelonggaran defisit anggaran ini penting, untuk memberikan tambahkan stimulus namun harus fokus pada infrastruktur, meningkatkan ekonomi dan mengatasi kemiskinan," kata Agus.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bumikan Batik, SIKIB-CCAI Angkat Pengrajin
Redaktur : Tim Redaksi