jpnn.com, DEIYAI - Kabar duka berembus dari Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8) sore. Satu prajurit TNI tewas saat mengawal demonstrasi yang berujung ricuh di depan kantor Bupati Deiyai, Papua.
"Memang ada anggota kami yang meninggal," kata Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto saat dihubungi awak media, Rabu.
BACA JUGA: Papua, Cinta Indonesia, dan Pendekatan Sepak Bola
Diketahui prajurit TNI yang meninggal dunia yakni Serda Ricson. Korban meninggal karena diduga kuat mendapat sabetan parang dan panah dari massa demonstrasi yang rusuh di kantor Bupati Deiyai, Papua. "Korban kena panah dan parang. Di kepala," ujar dia.
Namun, Eko tidak mengetahui secara persis jumlah sabetan parang yang bersarang ke tubuh korban. Perwira menengah itu hanya menyebut jenazah kini telah diterbangkan ke Nabire, Papua.
BACA JUGA: Kemendagri: Pembatasan Internet di Papua seperti Minum Obat
Setelah itu, jenazah rencananya akan diterbangkan ke Jakarta, lalu dilanjutkan ke Palembang, Sumatra Selatan untuk dikebumikan. "Kebetulan (asal) dari Palembang, mungkin besok ke Jakarta dahulu. Sementara kami bawa ke Nabire," katanya.
BACA JUGA: Dua Anggota TNI Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Rasial terhadap Mahasiswa Papua
BACA JUGA: Kemenkominfo Batasi Internet di Papua, Kemendagri: Pahit Sebentar
Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, dalam kerusuhan yang terjadi di Deiyai, tercatat tiga orang meninggal yakni dua warga sipil dan seorang anggota TNI AD.
"Tidak benar laporan tentang enam warga sipil yang tewas dan terluka dalam insiden tersebut. Yang pasti tiga orang meninggal dalam insiden tersebut yakni dua warga sipil dan anggota TNI AD meninggal," kata Rodja kepada Antara.
Dia mengatakan, insiden yang berakhir kerusuhan itu berawal dari demo yang dilakukan sekitar 100 orang yang melakukan orasi di halaman kantor bupati Deiyai, tetapi tiba-tiba datang sekitar 1.000-an orang yang berlari-lari kecil dan sebagian di antara menyerang aparat keamanan.
Massa menyerang mobil yang sebelumnya ditumpangi anggota TNI dan merampas senjata api yang berada di dalam mobil tersebut.
Selain mengambil sepuluh senpi jenis SS 1 beserta magasin berisi amunisi, mereka membunuh anggota TNI dengan menggunakan parang dan anak panah hingga menewaskan Serda Ricson.
Rodja menambahkan, setelah berhasil mengambil senjata api, kemudian melakukan penembakan ke aparat keamanan yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa hingga terjadi kontak senjata.
Selan dua warga sipil dan satu anggota TNI tewas, insiden tersebut juga mengakibatkan lima anggota TNI dan Polri terluka. "Namun, saat ini korban sudah dievakuasi dan situasi aman," tegas Rodja. (mg10/jpnn/ant)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekor MURI: 37.449 Orang Serentak Baca Teks Pancasila, Termasuk Pelajar Asal Papua
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan