Dekat Istana, Airlangga Berpeluang Gantikan Setya Novanto

Selasa, 21 November 2017 – 20:21 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan CEO SCG Group Roongote Rangsiyopash dalam rangkaian kunjungan ke Bangkok, Thailand, 17 November 2017. Foto for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tiga nama dinilai berpeluang besar menjadi Ketua Umum Golkar yang baru, jika partai berlambang beringin itu menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) menyusul kasus hukum yang menjerat Setya Novanto.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, ke tiga nama tersebut masing-masing Idrus Marham, Nurdin Halid dan Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Novanto Tetap Inginkan Dua Jabatan Strategis, Nih Buktinya

"Idrus merupakan sekjen partai, otomatis menguasai struktur dan relasi dengan para pengurus DPD se-Indonesia," ujar Ujang di Jakarta, Selasa (21/11).

Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) mengatakan, Idrus juga mendapat dukungan dari Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono.

BACA JUGA: Istana Akui Jokowi Pernah Bertemu Setya Novanto

"Agung Laksono sudah terang-terangan merekomendasikan Idrus Marham sebagai Plt Ketum Golkar, yang dituangkan dalam surat rekomendasi Dewan Pakar. Itu dukungan yang nyata," ucapnya.

Sementara Nurdin Halid, menurut Ujang juga berpeluang besar. Selain menjabat Ketua Harian DPP Golkar, Nurdin juga merupakan tokoh muda yang diyakini mampu mengembalikan elektabilitas dan kemenangan Golkar di Pemilu 2019 mendatang.

BACA JUGA: Novanto Lengser, Golkar Tetap Komitmen Dukung Jokowi

"Nurdin merupakan kader muda yang potensial, sangat dibutuhkan Golkar, namun tidak punya kekuatan di balik layar yang bisa menopangnya," kata Ujang.

Tokoh lain yang berpeluang, Ujang menyebut nama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Peluangnya bahkan sangat besar karena dekat dengan Istana dan didukung pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kemarin Menko Kemaritiman dan Airlangga sudah menghadap presiden. Saya kira pertemuan itu membahas Golkar, jadi sinyalnya jelas," tuturnya.

Ujang kemudian mengingatkan, Golkar saat ini butuh percepatan dalam mengembalikan citra yang sudah hancur di mata masyarakat. Karena itu butuh pemimpin yang bisa membawa perubahan.

"Untuk memperbaiki Golkar butuh langkah cepat. Apalagi sebentar lagi memasuki tahun politik, Pilkada 2018 dan Pemilu 2019," pungkas Ujang. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita di Balik Dukungan Setya Novanto Buat Jokowi


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler