Dekati Pencoblosan, Jokowi-JK Gencar Diserang Lewat Hasil Survei

Senin, 07 Juli 2014 – 20:33 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Serangan kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dianggap makin gencar. Fitnah tersebut kini tidak saja berbentuk kalimat verbal di media sosial dan portal-portal berita, namun sudah meluas melalui survei.

Hasil survei tersebut dinilai abal-abal dengan data yang meragukan, baik menyangkut metode, maupun hasil akhirnya.

BACA JUGA: KPK Minta Staf Khusus Menteri PDT Dicegah ke Luar Negeri

Pengamat Media dan Pakar Komunikasi Politik Prof Dr Erman Anom mengungkap hal di atas, menyusul banyaknya lembaga survei yang tiba-tiba muncul dan mendiskreditkan Jokowi-Kalla, dengan memunculkan data elektabilitas Jokowi-JK kalah dengan pasangan Prabowo-Hatta.

Situasi seperti ini, menurut Erman Anom, salah satu cara yang cukup ampuh untuk mempengaruhi opini publik adalah dengan menyebarluaskan hasil survei.

BACA JUGA: Bukber, Presiden dan Pimpinan Lembaga Bahas Pilpres

"Maka saya bisa pahami jika salah satu tv swasta yang tersirat mendukung Prabowo-Hatta, terus menerus menayangkan hasil survei yang dibuat lembaga-lembaga yang belum dikenal secara luas di dunia politik, khususnya para peneliti," kata Anom kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/7).

Anom mendapat firasat, salah satu pasangan capres panik dengan survei yang dilakukan lembaga kredibel yang hasilnya selalu menempatkan pasangan Jokowi-JK berada di posisi teratas. Terlebih lagi, selisih suaranya cukup signifikan, dengan pasangan Prabowo-Hatta.

BACA JUGA: Merasa Tertipu, Janda Hengky Samuel Daud Tuntut Keadilan

"Maka saya bisa pahami jika mereka mempublikasikan survei Gallup palsu," ujar Dosen Universitas Esa Unggul ini.

Seharusnya, menurut dia, sebuah survei dijalankan untuk memprediksi seberapa tinggi perolehan suara partai atau perorangan.
Survei secara tegas mensyaratkan ada pelaku independen. Ini dimaksudkan agar hasil survei tidak memiliki tendensi tertentu.

Pengajar Komunikasi Politik di Universitas Indonesia Ade Armando menambahkan, ada beberapa survei mencurigakan dan sarat kepentingan.

Bahkan, ia menyebut ada beberapa lembaga survei terindikasi curang. "Parahnya, hasil survei ini bahkan dimuat di halaman depan media nasional terkenal. Itu jelas mencurigakan, lantaran menempatkan calon presiden Prabowo Subianto di posisi tertinggi, jauh berbeda dengan yang lain," ujar Ade. (adk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR Minta Capres dan Timses Tidak Menebar Teror


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler