Demo di Depan Istana, Tiga Orang Raib

Jumat, 29 Januari 2010 – 02:52 WIB
JAKARTA - Seratus hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jilid dua disambut demonstrasi besar di Jakarta dan sejumlah kota-kota besarAntara lain di Surabaya, Bandung, dan Makassar

BACA JUGA: Deklarasi Spesial 11 Januari

Di Jakarta, massa berkumpul di kawasan Monas dan Istana Negara
Massa mengkritik pemerintahan seratus hari SBY.
 
Puluhan ribu massa yang turun di Jakarta berasal dari berbagai kalangan

BACA JUGA: Pentingnya Keberagaman dan Keterbukaan di Dunia Usaha

Mulai dari buruh hingga mahasiswa dan pengamat politik
Elemen mahasiswa yang  turun di antaranya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI)

BACA JUGA: SBY Dinilai Tak Peduli Irigasi


 
Bersama Gerakan Indonesia Bersih (GIB), elemen mahasiswa tersebut tergabung dalam Kelompok Cipayung PlusSejumlah LSM buruh juga ikut aksiMereka antara lain SPSI SPP, Forum Pekerja Operation Head Truck, dan lain sebagainya.
 
Tidak seperti aksi pada hari antikorupsi pada 9 Desember lalu, demontsrasi kali ini berjalan sendiri-sendiriTidak ada panggung yang didirikan di kawasan MonasTiap kelompok membuat panggung orasi sendiri-sendiri dari kendaraan yang mereka bawaSebelum pukul 15.00, aliran massa bergerak dari ke sejumlah titikMulai dari gedung DPR/MPR, bundaran Hotel Indonesia (HI), gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kuningan, dan Istana Negara.
 
Setelah pukul 15.00, massa terpusat ke IstanaMereka yang sebelumnya beraksi di gedung DPR, bundaran HI, dan gedung KPK, merangsek ke pusat kota memenuhi pagar depan IstanaPara demonstran kemarin tampil kreatifAda yang tampil seperti hantu pocong, mengenakan topeng SBY dan BoedionoAda juga yang mengecat tubuhnya dengan huruf-huruf menyusun kata "SBY Gagal"
 
Massa kemarin memang membawa isu kegagalan pemerintahan SBYBentuk ekspresinya macam-macamAda yang membawa tikus dalam kerangkeng, bahkan ada yang membawa kerbauTubuh kerbau itu dicat tulisan SBYSebuah pamflet bergambar SBY ditempelkan di pantat kerbauGambar SBY berpakaian biru itu lengkap dengan kopyah diberi tulisan "Mundur!"
 
Kerbau itu dibawa demonstran yang tergabung dalam Pemuda Cinta Tanah AirKerbau legam yang dicokok hidungnya itu adalah milik seorang petani di JatiwaringinMenurut para demonstran, kerbau tersebut adalah simbol kebebalan dan kebodohan.
 
"Kerbau adalah binatang yang malas dan dunguKalau dipaksa sedikit, dia akan ngambekKami tidak ingin memiliki pemimpin seperti ini," kata Willy, salah seorang orator
 
Namun, aksi kreatif Willy dan kawan-kawannya itu tidak diperkenankan aparat keamananSejumlah polisi langsung mengamankan kerbau terebutPolisi khawatir kerbau itu akan mengamuk dan malah mengacaukan jalannya demonstrasiKerbau itu lantas dibawa kembali dengan mobil pikap Suzuki.
 
Berkumpulnya massa di depan Istana diwarnai sejumlah aksi lanjutanSejumlah demonstran dari Komite Aksi Pemuda Anti Korupsi (KAPAK) melempar enam ekor tikus putih dalam sangkarMereka juga melempar peti mati imitasiPeti mati palsu itu bertulisan Alm Boediono dan Alm Sri Mulyani.Peti itu dilempar melewati barikade polisi di depan Istana.
 
Di depan Istana sejumlah insiden terjadiSalah satunya ketika massa yang tergabung dalam Kontras, Komite Aksi Serikat Buruh Indonesia dan beberapa elemen lainnya mencoba merangsek ke IstanaMereka mendapat perlawanan dari aparat kepolisian sehingga terjadi aksi saling dorong.
 
Selain itu, sekitar 500 orang demonstran dari Front Oposisi Rakyat Indonesia (FOR Indonesia) terlibat bentrok dengan polisi yang berjaga depan Istana MerdekaBentrokan terjadi setelah demonstran merangsek maju mendekati pagar Istana Merdeka dengan mendorong aparat.
 
Akibat bentrokan tersebut, tiga orang pengunjuk rasa ditangkap polisiYakni, Hakim dari KASBI, Andre, dan satu orang lagi yang belum diketahui identitasnyaSeorang seorang anggota kepolisian terluka pada dahinyaKorlap FOR lantas berorasi di depan aparatDia meminta polisi membebaskan tiga orang rekannya itu"Penangkapan kawan-kawan kami ini merupakan bentuk premanisme oleh aparat kepolisianKami menuntut mereka dibebaskan," teriak salah seorang orator
 
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang mengakui ada sejumlah insiden dalam demonstrasi di JakartaNamun, menurut dia, semuanya masih terkendali dan kondusifKalaupun ada yang ditangkap, itu tidak untuk ditahan"Paling cuma ditanya-tanyaMaunya apa sihHabis itu ya dilepaskan lagi," kata Edward saat dihubungi kemarin (28/1).
 
Aparat kepolisian kemarin memang terlihat seperti full team menjaga demonstrasiBelasan panser terlihat mengitari kawasan MonasSeolah demontsrasi bakal berlangsung anarkis dan berdarahBahkan, beberapa panser disiapkan di sekitar gedung Kementerian KeuanganSisanya lagi dijajar di sisi selatan Monas.
 
Namun, Edward menampik anggapan itu"Masak ada itu (panser)Enggak ahYang penting semuanya masih kondusif lah," kata perwira dengan dua bintang di pundak ituMabes Polri tadi malam memang langsung menggelar evaluasi terkait demonstrasi nasional menanggapi seratus hari kepemimpinan SBY ini.
 
Kata Edward, hasil evaluasi tadi malam menyatakan bahwa demonstrasi secara umum berlangsung kondusifKendati ada sedikit insiden, Mabes Polri masih menganggap itu dalam batas kewajaranEdward menyebut, kasus menonjol terjadi di Pekanbaru, Riau dan JakartaDi Pekanbaru, ada salah seorang demonstran yang nekat ingin masuk gedung pemerintahDi Jakarta, ada demonstran yang tidak terima ketika dialihkan arah long march-nya.
 
"Tapi secara umum semuanya kondusifKami justru berterima kasih dengan demonstran yang kooperatifKalau ada satu atau dua orang yang tidak setuju, itu biasa lahNamanya juga massa," kata Edward.
 
Sementara itu, gelombang aksi berbarengan dengan peringatan 100 hari pemerintahan SBY-Boediono juga ada yang tersentralisasi di depan Gedung Parlemen, Senayan, JakartaSekitar 1.500 buruh memadati depan gerbang utama rumah wakil rakyat itu.
 
Mereka berasal dari sejumlah elemenAntara lain, berasal dari Serikat Pekerja Nasional (SPN), Federsi Serikat Buruh Makanan Minuman Pariwisata Hotel (FSB Kamiparho), Federasi Serikat Pekerja Metal (FSPM), dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI)Tuntutan mereka adalah agar dalam 100 hari masa kepemimpinan SBY-Boediono, nasib para buruh agar lebih diperhatikan
 
Secara umum, aksi tersebut juga berlangsung amanAwalnya, jumlah massa yang dating hanya sekitar 200 orangBaru sekitar pukul 11.15, ribuan massa lainnya terus berdatangan dalam beberap gelombang"Kami tidak ingin dikorbankan dan menjadi korban para neolib yang ada di cabinet," seru ketua FSPM Said Iqbal, dalam orasinyaSebagian besar orasi meminta agar pemerintah membatalkan perjanjian perdagangan ACFTA (Asean China Free Trade Agreement)
 
Sebelum mengkahiri aksinya sekitar pukul 13.30, sejumlah perwakilan pendemo sempat mendapat kesempatan menyampaikan tuntutan kepada pimpinan DPRRombongan diterima Wakil Ketua Anis Matta dan Priyo Budi SantosoDalam tanggapannya, dua pimpinan dewan itu berjanji akan menyampaikan aspirasi buruh ke pemerintah. (aga/dyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terdakwa Korupsi Damkar Minta Dibebaskan


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler