Demokrat Dorong KPK Periksa Andi

Senin, 25 April 2011 – 07:18 WIB

JAKARTA - Partai Demokrat sangat mendukung upaya KPK menuntaskan kasus penyuapan terhadap Sekretaris Menpora Wafid MuharamBahkan, partai berlambang mercy itu mendorong KPK segera memeriksa Menpora Andi Mallarangeng yang merupakan kader Partai Demokrat

BACA JUGA: Lawan Teroris, Ansor Bentuk Densus 99



"Dia memang orang yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini
Sebagai menteri, dia adalah pemegang KPA (kuasa pemegang anggaran, Red)

BACA JUGA: Buat Bom Roket Incar Istana-Mabes

Jadi, sebaiknya juga harus diperiksa," kata fungsionaris DPP Demokrat Achsanul Qosasi kemarin (24/4)


Dia mengatakan, pemeriksaan terhadap Andi perlu dilakukan agar tidak muncul prasangka-prasangka negatif dari masyarakat

BACA JUGA: Kasus Suap Sesmenpora Bakal Melebar

Jadi, kata dia, harus segera dibuktikan apakah Andi sebagai penanggung jawab proyek tersebut terlibat atau tidak

Kalaupun nanti KPK menemukan bukti-bukti yang menunjukkan Andi bersalah, Achsanul mengharapkan lembaga antikorupsi tersebut tidak ragu-ragu menindak"Meskipun Andi adalah kader kami, kami tidak akan menghalang-halangi upaya yang dilakukan KPKSilakan saja, kami justru akan mendukung," lanjutnya

Dia juga mengaku kaget saat mendengar kabar bahwa Wafid ditangkap KPKPria yang juga menjabat bendahara PSSI itu mengatakan bahwa dirinya begitu dekat dengan sosok Wafid"Setahu saya, dia sangat sederhanaTapi, bagaimana juga kasus ini harus dituntaskan dengan jalur hukum," ucapnya.

Di bagian lain, KPK belum juga menjelaskan kepada publik apa sebenarnya motif penyuapan yang dilakukan Mohammad El Idris kepada Wafid melalui perantara Mirdo Rosalina ManulangBerdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, tiga lembar cek senilai Rp 3,2 miliar tersebut diberikan sebagai bentuk tanda terimakasih dari pihak kontraktor pelaksana proyek pembangunan Wisma Atlet Palembang kepada Wafid

Sumber Jawa Pos di kalangan Kemenpora mengatakan bahwa sebenarnya cek yang diberikan kepada Wafid belum bisa dicarikanSebab, rekening cek tersebut baru terisi pada 29 April nantiDia lalu menceritakan kronologi pertemuan antara Idris dan WafidAwalnya, pada Kamis pagi (21/4), Rosalina menghubungi Wafid dan meminta bertemu untuk membahas proyek SEA GamesWafid pun menyanggupi

Nah, sore harinya Rosalina datang ke kantor Wafid di lantai 3 Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda No 3, Senayan, JakartaTernyata Rosalina tidak sendiriDia datang bersama seorang pria bernama IdrisSetelah masuk ke ruangan Wafid, mereka terlibat perbincanganBeberapa saat kemudian Idris mengeluarkan sebuah map yang ternyata berisi tiga lembar cek tersebut"Silakan Bapak gunakan untuk keperluan Bapak," kata sumber tersebut menirukan kata-kata Idris

Tidak berselang lama setelah penyerahan, tim penyidik KPK masuk ke ruangan Wafid untuk menangkap tiga orang tersebutSetelah memeriksa mereka, penyidik KPK menggiring tiga orang itu untuk diperiksa di gedung KPK

Mantan Menpora Adhyaksa Dault juga sangat kaget mendengar penangkapan mantan anak buahnya ituMenurut Adhyaksa, Wafid merupakan orang yang sederhana dan kuat agamanya"Saya benar-benar tidak percaya bahwa Pak Wafid menerima suap," ucapnya kepada Jawa Pos kemarin

Adhyaksa mengatakan, Sabtu lalu (23/4) dirinya menjenguk Wafid di Rutan Kelas I CipinangWafid kepada Adhyaksa mengatakan tidak mengenal sosok IdrusYang diketahui Wafid, Idrus hanyalah seorang kurir yang ditugaskan PT Duta Graha Indah (DGI) Tbk untuk mengantarkan cek tersebut

Sebagaimana diketahui, PT DGI adalah rekanan Kemenpora dalam proyek pembangunan Wisma Atlet PalembangSedangkan sosok Rosalina adalah broker yang menghubungkan kontraktor dengan Kemenpora. 

Yang jelas, kata Adhyaksa, dirinya akan mengajukan diri sebagai pengacara WafidMeski sudah jarang berhubungan dengan dunia peradilan, pria yang mengaku memiliki surat izin beperkara sebagai advokat itu menyatakan bakal berjuang maksimal untuk membela Wafid"Ke depan saya akan kembali menemui Pak Wafid untuk membahas hal ini (penyerahan kuasa hukum)," tutur dia(kuh/c4/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Setuju Kuota CPNS Dikurangi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler