SURABAYA -- Penolakan terhadap rencana sejumlah pihak yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam terus menguatKali ini datang dari GP Ansor, organisasi pemuda terbesar di Indonesia
BACA JUGA: Buat Bom Roket Incar Istana-Mabes
Ketua Dewan Pembina PP GP Ansor Saifullah Yusuf mengatakan, Ansor lahir untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berkesejahteraan atau daarul salam
BACA JUGA: Kasus Suap Sesmenpora Bakal Melebar
Acara itu dihadiri para pengurus PP GP Ansor, termasuk ketua umumnya, Nusron Wahid
BACA JUGA: DPR Setuju Kuota CPNS Dikurangi
Hanung juga mengajak pemeran Soleh dalam fim "?", anggota Banser yang tewas saat menyelamatkan jemaat gereja di Mojokerto dari ancaman bomSaifullah mengungkapkan, sekarang muncul banyak ideologi Islam impor yang menyusup di kalangan pemuda"Paling hangat adalah NII (Negara Islam Indonesia)Kami tegaskan, ide tersebut sudah ketinggalan zamanItu adalah wacana yang setback (mundur, Red)," tuturnya.
Apalagi ideologi impor itu juga terang-terangan menyalahkan para ulama dan paham Islam Indonesia yang telah menyatu secara kultural di Indonesia"Jawaban kami tegasAnsor akan mengawal daarul salam ini," imbuh pria yang juga menjabat sebagai salah seorang ketua di PB NU tersebut
Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid mengungkapkan komitmen Ansor dalam melawan kemiskinan"Berdasar data yang ada, 60 persen kemiskinan terjadi di Pulau JawaDari jumlah itu, 68 persen di antaranya terjadi di pedesaan," ungkapnya
Mantan ketua umum PB PMII itu meminta kader-kadernya untuk lebih aktif menjadi pionir di daerahnya"Artinya, dengan kelebihan akses yang dimilikinya, saya telah menginstruksi kader Ansor di wilayah agar berperan aktif menjadi akselerator pembangunan di daerah," tegasnya
Harlah GP Ansor tahun ini disebar ke berbagai daerahSelain acara seremonial, diadakan pesta musik rakyatBeberapa artis dan musisi papan atas Indonesia dihadirkanDi antaranya, Ahmad Dhani, Mulan Jameela, dan Iwan FalsDi Jatim, pentas musik tersebut dilangsungkan di Pasuruan, Banyuwangi, dan Tulungagung
Sementara itu, saat berziarah ke makam dan kediaman almarhum Riyanto di Lingkungan Gang Sabuk Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, kemarin (24/4), Nusron menegaskan bahwa pihaknya berinisiatif mendirikan Densus 99 untuk membantu pemerintah melawan terorismeRiyanto adalah anggota Banser yang meninggal dunia akibat ledakan bom malam misa di Gereja Eben Haezer, Jl Kartini, Kota Mojokerto, pada 2000
Anggota Densus 99, kata Nusron, meliputi GP Ansor dan Banser mulai tingkat pusat hingga daerah"Kalau negara sudah menyerukan melawan teroris, perang terbuka, Ansor dan Banser diwajibkan membantu negara," jelasnya
Nama Densus 99 diambil dari makna asmaul husna pada kitab suci Alquran yang jumlahnya mencapai 99 kata"Konkretnya, Ansor membentuk Densus 99 yang tugasnya melawan dan menangkap teroris latihan di semua daerah," imbuhnya
Nusron menjelaskan, pembentukan Densus 99 itu tidak berarti GP Ansor sebagai organisasi masyarakat (ormas) ingin mendirikan petugas keamanan sendiriNamun, Densus 99 lebih berperan membantu pemerintah dan berada di belakang negara dengan tujuan yang samaYakni, menjaga keamanan dan keutuhan NKRI
"Tugasnya, melawan dan menangkap teroris latihanGP Ansor di setiap ranting diminta apel untuk ikut menjaga kemanan dan mengawasiBegitu ada indikasi orang aneh-aneh (teroris), usir, tangkap, dan laporkan polisi," tambahnya(ano/jpnn/c7/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPRD Ikut Picu Kecurangan Rekrutmen CPNS
Redaktur : Tim Redaksi