JAKARTA -- Prosedur tetap Polri tentang penanggulangan aksi anarkis justru memacu semangat para demonstranPara inisiator gerakan 20 Oktober menantang Polri untuk berani menembak mereka saat berdemonstrasi
BACA JUGA: Konstruksi dan Kesehatan Paling Diminati
Mereka mengklaim gerakan demo satu tahun pemerintahan SBY-Boediono akan didukung ratusan ribu massa di Jakarta."Kita siap, bahkan kalau ditembak pun kita siap," ujar koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhi Masardi pada Jawa Pos di Jakarta kemarin
BACA JUGA: Tiga Negeri Jiran Ingin Belajar Haji dari RI
Adhi menilai penunjukan Komjen Timur Pradopo sebagai calon Kapolri disusul penertiban protap penanggulangan aksi anarkis merupakan bukti kepanikan SBY
BACA JUGA: Serukan Lawan Aksi Penggulingan
Semua tahu saat dulu di tragedi Semanggi dan tragedi Trisakti, siapa yang memimpin langsung di lapangan, Timur kan," katanya.Aktivis yang dikenal dekat dengan kalangan nahdliyin itu berharap polisi-polisi di lapangan tidak mematuhi protap baru itu"Saya yakin yang muda-muda di lokasi tidak akan patuhMereka justru akan menolak jadi protap ini akan tumpul," katanyaDia mengakui pernah melakukan rapat 10 Oktober 2010 di kantor PBNU"Tujuannya memang penggulingan SBYPemerintah ini sudah gagal dan tidak layak dilanjutkan," katanya
Yakin akan didukung rakyat? Adhi justru mengklaim gerakannya sukses"Secara opini kita menangSBY sudah terguling di hati masing-masing warga negara," katanyaDia menegaskan, pada aksi massa di Jakarta nanti akan dilakukan dengan damai dan tanpa anarkis"Kalau ada yang berbuat rusuh jelas itu penyusupanAda kontraintelijen yang bertujuan merusak tujuan perjuangan," katanya
Seperti diberitakan, Polri menerbitkan Protap no 1/X/ 2010 tentang penanggulangan aksi anarkisDalam protap yang berlaku efektif sejak 8 Oktober itu, ada beberapa tahapanYang pertama, pertama memberikan peringatan secara lisan dan tangan kosong, melepaskan senjata gas air mata, kemudian langkah terakhir melepaskan tembakan untuk melumpuhkan pelaku anarkisTembakan diperbolehkan di bagian tubuh yang tdiak mematikan
Pernyataan Adi diamini Haris Rusli Moty, koordinator gerakan Petisi 28 yang juga akan turun jalan 20 Oktober nantiMantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu juga mengaku siap menghadapi resiko seburuk apapun"Ini sudah klasik sejak jaman SoehartoAda protap seperti ini merupakan bentuk teror politik agar tidak mengganggu kekuasaan," katanya
Haris menyebut saat dirinya "bergerilya" tahun 1998 sampai berujung kejatuhan Soeharto, teror serupa lebih berat"Jadi, bagi kawan-kawan yang sekarang bergerak lagi ini bukan ancamanJustru semakin membuat semangat untuk turun ke jalan," katanya
Dia melanjutkan, cirri khas pemerintahan yang sedang kritis adalah membuat kebijakan untuk menakut-nakuti rakyat"Sebab memang di tataran riil kehidupan kita lebih berat sekarangEkonomi dan social sulit, SBY sudah gagal," katanyaHaris menyebut gerakannya sebagai snowball movement (gerakan bola salju)"Kita tidak ingin hanya sekedar demonstrasi lalu sudahIni akan berlanjut terus, mulai tanggal 20, 28 lalu 10 Nopember dan seterusnya sampai jatuh ( SBY)," katanya
Agar gerakannya solid, Haris dan kawan-kawannya kembali menjalankan teknik seperti tahun 1998"Karena itu, sebenarnya kami justru menganggap Protap ini positifSebab, justru menantang kami untuk ditembak itu amat menyemangati," katanya(rdl/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemensos Usulkan 10 Calon Pahlawan Baru ke Istana
Redaktur : Tim Redaksi