JAKARTA - Penyelenggaraan ibadah haji di tanah air oleh Kementerian Agama (Kemenag) ternyata mendapat apresiasi positif dari negeri tetanggaTiga menteri agama dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura telah menyampaikan permintaan secara khusus pada Kemenag untuk mempelajari mekanisme penyelenggaraan haji Indonesia.
Permintaan itu disampaikan dalam pertemuan informal empat menteri agama (MABIMS) di Brunei Darussalam pada 14-16 Oktober lalu
BACA JUGA: Serukan Lawan Aksi Penggulingan
"Saya, yang mewakili pemerintah, menyanggupi dan membagi tugas untuk membuat poin-poin kerjanya," kata Menag Suryadharma Ali di Bandara Soekarno-Hatta kemarin (17/10) sekembali dari Brunei Darussalam.Pada pertemuan tersebut, hadir para menteri yang menangani agama Islam
BACA JUGA: Kemensos Usulkan 10 Calon Pahlawan Baru ke Istana
Menurut Suryadharma, mereka ingin mempelajari manajemen dalam mengatur pemberangkatan jamaah haji Indonesia yang jumlahnya mencapai 221 ribu orang"Mereka bilang itu berarti hampir sama dengan jumlah penduduk Brunei
BACA JUGA: Darmono Janji Tuntaskan Korupsi Kepala Daerah
Kalau orang Brunei semua pergi haji, habislah orang Brunei," kata ketua umum PPP ituSuryadharma menuturkan, sebelumnya Rusia juga belajar mengenai penyelenggaraan haji dari Indonesia untuk 40 kota di negara tersebutSelain itu, ungkap dia, Bangladesh, Vietnam, dan Tiongkok juga menyatakan keinginan yang sama.MABIMS, lanjut dia, juga menyepakati kerja sama peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan saling tukar mahasiswa dan dosen"Mereka (Brunei Darussalam, Malaysia, dan SIngapura) ingin belajar ilmu falaq yakni tentang ilmu perbintangan dan ilmu hisab di IndonesiaLalu, Indonesia menawarkan beasiswa untuk tiga orang belajar ilmu falaq di sini," paparnya.
Selain itu, sebut Suryadharma, MABIMS juga menyepakati bekerja sama dalam membina keislaman generasi muda dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan lembaga-lembaga Islam antarnegaraKemenag dari empat negara sepakat menjalankan harmonisasi sosial melalui peningkatan pemahaman lintas agama dengan melakukan dialog agar warga nonmuslim tidak salah dalam memahami Islam"Kami memang merasakan sering adanya penodaan agamaKarena itu, dibutuhkan dialog," katanya.
Secara terpisah, dari Arab Saudi dilaporkan bahwa keterlambatan penerbangan dua pesawat maskapai Saudi Arabian Airlines (SAA) berbuntut panjangDua kelompok terbang (kloter) jamaah, yakni kloter 4 Embarkasi Batam dan kloter 5 Bekasi, mengalami keterlambatan masing-masing 20 jam dan 14 jamHal itu berdampak pada masa tinggal di Madinah.
Jadwal dua kloter jamaah tersebut dipastikan akan terganggu akibat keterlambatan pesawat SAA"Ini juga berdampak pada penghitungan waktu masa tinggal jamaah (di maktab atau pemondokan)Sebab, sewa pemondokan berdasarkan waktu," tutur Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Subakin Abdul Muthalib ketika dihubungi dari Jakarta tadi malam.
Terkait keterlambatan tersebut, Subakin telah memberitahu pengelola jasa kateringuntuk bisa menyesuaikan dengan kedatangan jamaahKarena itu, Subakin berharap, jika ada penundaan lagi, SAA diminta memberitahukan kepada PPIH di Arab Saudi agar semua jadwal disusun ulang"Biar dampak-dampak keterlambatan itu bisa kami atasi," jelasnya.
Media Center Haji Kemenag melaporkan, saat ini Masjid Nabawi di Madinah mulai terisi penuh oleh jamaah hajiRatusan ribu jamaah dari berbagai penjuru dunia memadati untuk menunaikan salat Arbain (salat wajib lima waktu yang dijalankan selama delapan hari berturut-turut di Masjid Nabawi).
Salat Arbain bukan ibadah wajib hajiSalat itu hukumnya sunnah, namun mendapat pahala seribu kali lebih tinggi dibandingkan salat di masjid lainnya, kecuali salat di Masjidilharam, MakkahTahun ini diperkirakan jumlah jamaah haji yang datang akan melebihi tahun laluHal itu terjadi karena hampir setiap negara mendapatkan tambahan kuota haji(zul/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syamsul Arifin Dipanggil ke KPK Jumat
Redaktur : Tim Redaksi