Densus Buru Suplier Bahan Bom

Selasa, 26 April 2011 – 07:06 WIB

JAKARTA---Jaringan dan pola gerak kelompok Pepi Fernando terus diurai Densus 88 Mabes PolriKorps burung hantu sekarang sedang memburu penyedia bahan peledak yang dipakai Pepi

BACA JUGA: Antasari Minta Pengirim SMS Ancaman Diungkap

Polisi menduga ada jaringan pasar gelap yang menjadi penyalur rutin untuk kelompok ini.

"Sekarang diselidiki kaitannya dengan asal usul bahan peledak yang digunakan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar kemarin (25/04)
Pepi merangkai bom serpong dengan campuran karbit, potassium chlorat dan black powder.

Menurut Boy, penyelidikan difokuskan di sekitar Jakarta

BACA JUGA: Baasyir Larang Perampokan untuk Perjuangan

"Kami menduga ada semacam pasar gelap," ujar mantan Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88 Mabes Polri ini.

Semua bahan bom siap pakai yang disita dari rumah mertua Pepi di Perumahan Harapan Indah Bekasi sudah dijinakkan oleh tim Gegana
"Sekarang masih dianalisis oleh Pusalbfor," tambahnya.

Polisi kemarin juga memeriksa istri Pepi, Deni yang juga staf Badan Narkotika Nasional

BACA JUGA: Korupsi SIAK, Kepala Catatan Sipil Cilacap Ditahan Kejaksaan

"Statusnya masih menjadi saksi," kata BoyMeski begitu, jika ada bukti keterlibatan , Deni bisa dijerat dengan pasal 12, 13, 14 UU Terorisme"Itu untuk orang yang mengetahui tapi tidak melaporkanKita tunggu saja hasil pemeriksaan," tambahnya.

Sebanyak 12 dari 20 tersangka, kemarin dipindahkan ke rutan Polda Metro Jaya dengan pengawalan ketatDuabelas tersangka yang kini ditahan di Tahanan Narkoba Polda Metro Jaya tersebut yaitu IK alias F, W alias T, HS alias H, FD alias P, FH alias A, AG alias S, MMS alias S, RR alias I, D, MS, MG dan JK alias JPimpinannya, Pepi Fernando, tidak ikut dipindah"Dia masih diperiksa di suatu tempat," kata Boy.

Pepi diketahui punya beberapa bisnis di AcehDiantaranya berjualan batu mulia"Dia jual beli giok," kata perwira menengah iniBoy tidak tahu pasti apakah bisnis giok itu juga terkait pendanaan aksi terror kelompok ini"Masih didalami," katanya.

Secara terpisah, seorang sumber Jawa Pos menyebut jaringan penyuplai bahan peledak sebenarnya sudah mati suriApalagi, setelah kelompok Sunata terbongkar dan Dulmatin tewas"Kita masih kejar seseorangIni ada kaitannya dengan pihak lain," katanyaPerwira muda ini enggan menjelaskan siapa yang dimaksud pihak lain"Nanti akan jelas kalau tertangkap," katanya.

Dalam rekam jejak teror di Indonesia dalam kurun waktu 2009-2011, ada dua orang mantan aparat yang terlibatYang pertama Sofyan At sauri, pecatan polisi Depok yang jadi supplier senjata rakitan untuk latihan di Aceh.

Yang kedua, Yuli Harsono, pecatan TNI AD yang bergabung dengan kelompok Abdullah SonataYuli meninggal saat baku tembak dengan Densus 88 di Klaten Juni 2010 laluSeorang mantan kombatan Poso yang ditemui Jawa Pos kemarin menyebut jaringan penyuplai bahan peledak sudah dihabisi polisi"Ini juga jadi rasan-rasan (gunjingan)Apa benar si Pepi ini punya bahan sampai ratusan kilo," katanya.

Pria yang kini mengajar bahasa Arab di kawasan Jakarta Utara itu menyebut, akses jaringan lama untuk bahan bom bisa dikatakan tidak ada lagi"Semua sudah dimonitorSudah tidak ada yang main," jelasnya.

Ustad ini justru curiga Pepi digerakkan aktor asing"Nama Pepi ini asing sekaliSaya sms beberapa teman juga tidak ada yang tahu," katanyaJika polisi menyebut Pepi masuk jaringan NII Banten atau regu kang Jaja, menurut dia pasti gampang dilacak"Mungkin saja ikut pengajian satu dua kaliTapi kalau aktif kok rasanya janggal," tambahnya.

Di Mabes Polri, pengacara Fery Juan akhirnya mendapat kepastian soal penahanan IF, juru kamera Global TV yang diduga terkait bom di jalur pipa gas negara SerpongFery ditunjuk mendampingi IF oleh pihak keluarga"Benar ditangkap dan ditahan di Detasemen Khusus 88 Mabes PolriTapi kami tidak dikasih tahu posisi sekarang," kata Fery Juan usai mendatangi Gedung Trans National Crime Center (TNCC) Mabes Polri kemarin.

Menurut Fery, IF dijemput Densus 88 di rumahnya di Jakarta Timur, Kamis pekan laluIF lalu dibawa sembilan petugas berpakaian premanNamun, kata Fery, petugas tersebut belum dilengkapi surat tugasAlhasil keluarga menjadi gelisahTerutama istri IF yang sampai sekarang syok.

Keluarga mengutus Fery untuk memastikan keberadaan IFKarena itu lah ia mendatangi Mabes PolriNamun Fery tetap tak bisa bertemu IF karena belum tujuh hariItu diatur pasal 28 Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 yang menyebut Densus 88 berhak menahan tersangka teroris selama 7x24 jam.

Secara terpisah, Tim Pengacara Muslim (TPM) menilai program deradikalisasi pemerintah yang dikerjakan selama 10 tahun terbukti gagal"Pola penghukuman untuk teroris telah gagal dilakukan pemerintah dalam hal ini BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)," ujar anggota TPM, Ahmad Michdan kemarin.

Kegagalan itu dikarenakan sikap pemerintah dalam menyelesaikan konflik masa lalu yang tidak tuntas"Akarnya adalah kejahatan kemanusiaan seperti di Poso itu tidak tuntas," katanyaIa meminta pemerintah untuk dapat mengakomodir semua elemen untuk kembali merumuskan langkah deradikalisasi."Jangan hanya pemuka agama yang memiliki kepentingan luar negeri saja yang diajak bicara tapi semua," ujarnya.(rdl)


Adonan Kue Bom Pepi
1- Bom buku, diracik dengan pemicu arus baterai hp Nokia 3315Kekuatan 3,7
volt Bahan serbuk mercon, low exsplosive.

2- Bom serpong, diracik dengan dua modelBom pipa dan bom ransel.
3- Bom pipa berbahan dasar potassium chlorat low exsplosiveBom ransel
diisi karbit , black powder dan potassium chloratDetonator dibuat berganda,
satu timer dengan jam weker dibackup dengan handphone yang dipicu jarak jauh.

4- Polisi menduga bahan seperti karbit gampang didapat tapi potassium
chlorat dan black powder sudah susah.

5-Polisi menduga ada pasar gelap di sekitar Jakarta yang bisa diakses Pepi.
Pasar gelap ini diduga melibatkan oknum aparat.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boediono Ingatkan Pejabat Pemda soal Licinnya Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler