Ini Sebenarnya Rahasia Leluhur Orang Bali

Selasa, 14 Juni 2016 – 11:33 WIB
Bendesa Adat Ujung, Karangasem, Bali Timur, Gusti Bagus Suteja. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - ATAS permintaan dari pemuka adat, satu tim arkeologi datang ke Desa Ujung, Karangasem, Bali Timur. Meneliti prasasti lempengan tembaga dari abad 11. Hari itu, almanak bertanggal 5 Februari 1992.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Orang Bali Sudah Berlayar Membawa Rempah Pada Awal Masehi, ini Buktinya...

Tim tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Balai Arkeologi Denpasar, Purusa Mahaviranata. 

Untuk mengisi adat, sebelum lembaran-lembaran lempengan tembaga diturunkan dari tempat suci di Pura Dalam, terlebih dahulu digelar sebuah upacara.

BACA JUGA: Inilah Penanda Awal Masuknya Islam ke Pulau Bali

Kampung Kuno Bali

Prasasti itu berupa empat lempeng tembaga. Tebalnya 0,2 cm. Panjangnya 38,3 cm dengan lebar 8,7 cm.

BACA JUGA: Di Bali, Dari Islam Waktu Telu Hingga...

Sama dengan prasasti sejenis pada umumnya, lembar pertama hanya bertulis pada satu sisi. Lembar-lembar berikutnya bertuliskan pada kedua sisi.

Pada masing-masing sisi hurufnya enam baris. Menggunakan aksara jawa kuna dan bahasa jawa kuna.

Meski sudah karatan di beberapa bagian, tim berhasil membaca isi prasasti tersebut.

"Setelah berhasil dibaca, beliau (kepala tim arkeologi--red) mengatakan bahwa ini (Desa Ujung, Karangasem) salah satu desa adat tertua, dari tujuh desa adat di Bali," kata Bendesa Adat Ujung, Gusti Bagus Suteja, saat berbincang dengan JPNN.com, 2 Juni 2016, di kediamannya yang bersebelahan dengan Pura Puseh, tempat prasasti tersebut kini disimpan.

Bagus Suteja tak ingat pasti apa isi prasasti tersebut. Katanya, tim arkeologi telah membuat salinan dan alih aksaranya. Tapi, setelah memeriksa sejumlah dokumen di rumahnya, salinan itu tidak ketemu.

Alam berpihak. Selang beberapa hari kemudian, JPNN.com berhasil mendapati laporan dokumen laporan penelitian tersebut, di tempat terpisah.

Termaktub di dalamnya; foto prasasti, salinan, alih aksara dan terjemahannya.

Prasasti ini dibuat, "Pada tahun Saka 932 bulan Kartika hari kedua menuju paro gelap…" demikian dicuplik dari kalimat pembukanya. 

Menarik lini masa, tahun 932 Saka sama dengan 1010 Masehi. Bulan Kartika merupakan bulan ke delapan perhitungan Saka. 

Yakni  Caitra, Waisaka, Jyestha, Asadha, Srawana, Bhadrawada, Asuji, Kartika, Margasira, Posya, Magha dan Phalguna. 

Bila ditaksir, maka bulan Saka berlangsung antara 12 Oktober hingga 10 Nevember. 

Siapa yang membuatnya? Pada baris penghabisan di lembaran ke empat, disebutkan pejabat-pejabat yang hadir;

Samgat manuratan ajna i hulu bernama Mada tan wrin reh, Samgat manuratan ajna i tnah bernama Hadaga, Samgat caksu karana pura bernama Janga. Beliau-beliau dari kelompok siwa pendeta di Hyan Padan bernama Dan Acaryya Pagreswara, pendeta di Pasaban Dan Acaryya Hamaradwaja, pendeta Makarun Dan Acaryya Rawasa. Beliau dari kelompok Budha pendeta kadikaran Dan Upadyaya.

Bila isi prasasti disarikan, dapatlah dipahami  bahwa desa Jung Hyang (sekarang Ujung) merupakan wilayah istimewa di zamannya. Penduduknya dibebaskan dari berbagai macam pajak pun upeti.   

Dan, ini yang paling menarik… prasasti dari abad 11 Masehi itu mengisyaratkan bahwa penduduk setempat merupakan bangsa pelaut. Dan mereka berdagang rempah-rempah.

Lembar kedua dari lempengan tembaga tertulis, "apabila ada penduduk Jun Hyan pergi ke Jawa, ke Gurun, ke wilayah seberang mana pun, penduduk desa Jun Hyan menggunakan perahu dan yang sejenis itu…tidak diharuskan berlayar memakai perahu dua cadik…"

Perahu dua cadik! Perahu jenis ini terukir pula di relief Candi Borobudur. Apa hubungan prasasti Ujungjhyang dengan Candi Borobudur? Pada serial berikutnya akan coba diulas.

Dan, pertanyaan yang tak kalah menarik, apa yang dibawa berlayar oleh nenek moyang orang Bali? 

Pada lempengan ketiga dijelaskan, "mereka diizinkan mengeluarkan rempah-rempah ke desa  lain…" --bersambung (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keturunan Pendekar Islam Demak Berkampung Di Pulau Bali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler