JAKARTA – Kegelisahan kalangan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) yang merasa dituduh oleh Center for International Forestry Research (CIFOR) sebagai penyumbang emisi gas dan perusak hutan, kini mulai melibatkan kalangan IstanaPasalnya apa yang sempat di beritakan oleh CIFOR diesbut-sebut bisa mengangganggu stabilitas perekonomian nasional.
Staf Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Agus Purnomo mengakui CIFOR entah secara sengaja atau tidak sudah memelintir pidato resmi SBY saat membuka Konferensi Internasional Kehutanan Indonesia ‘Alternative futures to meet demands for food, fibre, fuel, and REDD+’, di Jakarta pada Selasa (27/9) lalu.
Ditegaskan Agus, Presiden SBY sama sekali tidak menyebutkan industri apa yang menyebabkan tingginya emisi gas karbon dunia
BACA JUGA: Adaro Tambah Cadangan Batubara
“Presiden tidak pernah mengatakan ituBACA JUGA: KKKS Nasional Minta Diprioritaskan
Perlu diketahui juga, pemerintah tidak pernah memusuhi pengusaha,” kata Agus kepada wartawan, saat menanggapi kecaman APKI terhadap CIFOR yang dinilai memojokkan kalangan pengusaha karena memelintir pidato SBY, Rabu (5/10).Agus menyerahkan sepenuhnya kepada APKI apakah akan menempuh langkah hukum kepada CIFOR
BACA JUGA: Pengelolaan Migas Tidak Maksimal
Tetapi pemerintah tidak menganjurkan atau menghalangi sikap seperti ituNamun sekali lagi, pemerintah tidak pernah memusuhi pengusaha,” ujar Agus.Sementara itu, pengamat hukum UI DR Teuku Nasrullah malah meminta pemerintah Indonesia mewaspadai gerakan-gerakan asing yang berpotensi merugikan kepentingan nasional“Di internal Indonesia kita boleh beda pendapat, tetapi kepentingan bangsa ini jauh lebih pentingPemerintah tidak boleh membiarkan berita bohong seperti itu berkembang liar,” tegas dia.
Sebelumnya, Ketua Presidium APKI Muhammad Mansur menilai CIFOR ingin mengadu domba pemerintah Indonesia dengan APKIMenurut Mansur, CIFOR telah menyebarkan kebohongan karena memelintir pidato resmi Presiden SBY"Tetapi seolah-olah SBY mengucapkan ituIni sangat merugikan, dan bisa memojokkan asosiasi industri pulp dan kertas,” seru Mansur dalam rilisnya, (3/10).
Fakta itu bisa dilihat dalam tulisan Daniel Cooney di situs milik CIFOR, tertanggal 27 September 2011, yang berjudul "Indonesia’s leader says he will dedicate final years of his presidency to protect rainforest."
Contoh kalimat yang dipelintir atau disisipkan di antara pernyataan Presiden tersebut ada di alinea lima"Indonesia kehilangan kira-kira 1,1 juta hektare (ha) hutannya setiap tahunSebagian besar disebabkan oleh penebangan yang tidak lestari yang meliputi konversi hutan menjadi perkebunan untuk kelapa sawit dan industri pulp dan kertas“Nyatanya, seluruh kalimat itu tidak ada dalam pidato Presiden SBY," ungkapnya.
Pengaburan pidato orang nomor satu negeri ini yang dilakukan CIFOR sangat merugikan industri pulp dan kertas"Presiden SBY jelas sekali tidak menyinggung soal industri pulp dan kertas dalam pidatonyaIni kan merugikan kamiKarena kami selalu mengusahakan hutan secara lestari seperti HTI (Hutan Tanaman Industri)," paparnya(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi VII Bahas Revisi UU Migas
Redaktur : Tim Redaksi