BACA JUGA: DPD: Itu Korupsi yang Didasarkan Kebijakan
Sementara pusat ekonomi masih seputar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)."Kalau dihat, sejak 2008, kebijakan fiskal sudah berpihak ke daerah-daerah
BACA JUGA: Ada Simbiosis Mutualisme dalam Fee BPD
Sayangnya, ini tidak diikuti dengan pembangunan ekonomi," kata Hamid Paddu, pakar otonomi daerah, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (3/1).Tidak bergeraknya ekonomi daerah, menurut pengamat dari Universitas Hasanudin itu, karena dilihat dari porsi pembiayaan yang tergerus oleh aparatur
"Data menunjukkan, 90 persen DAU habis untuk bayar aparatur, sementara 5-10 persen untuk infrastruktur
BACA JUGA: Hutang DBH, Pemerintah Dituding Tak Transparan
Kalau sudah begitu, bagaimana bisa investasi masuk," tuturnya.Hamid juga menyoroti tidak adanya grand design tentang desentralisasi fiskalHingga akibatnya, terjadi pemborosan anggaranKetergantungan pemda terhadap DAU juga bertambahPadahal katanya, desentralisasi fiskal itu terdiri dari transfer dana DAU, DAK dan DBH.
"Kalau DAU turun, dilebihkan di DAK atau DBHKarena itu, pola pikir pemda harus diubahJangan hanya berharap di DAU saja," tandasnya(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib Bilqis akan Ditentukan di Semarang
Redaktur : Tim Redaksi