Detik-Detik Akhir Eksekusi Mati Trio Bom Bali

Senin, 10 November 2008 – 09:55 WIB
DETIK TERAKHIR : Suasana malam pukul 00.00 di depan rumah Tariyem ibu dari Amrozi di Lamongan. Sebelum eksekusi mati, tampak istri Amrozi di luar rumah. Foto: Guslan Gumilang/JAWA POS
CILACAP - Jenazah tiga terpidana mati kasus bom Bali I dimakamkan Minggu (9/11)Ribuan pelayat mengantarkan Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron (Mukhlas) ke peristirahatan terakhir.

Dari sumber terpercaya di Nusakambangan, Jawa Pos mendapatkan detail detik demi detik proses ekekusi

BACA JUGA: KBRI Standardisasi Gaji TKI di Singapura

Saat itu, azan Isya yang berkumandang dari Masjid At-Taubah di kompleks Lapas Batu baru saja berlalu
Hujan deras menyamarkan suaranya

BACA JUGA: Syeh Puji Titipkan Ulfah ke Orang Tua

Amrozi, Mukhlas, serta Imam Samudra lekas berdiri dan mendirikan salat di dalam sel masing-masing
Mereka tidak melewatkan satu detik pun malam yang tidak berbulan tersebut tanpa ibadah.

Karena itu, bunyi pintu terali besi yang dibuka pukul 22.00 Sabtu malam tidak mengejutkan karena mereka memang masih terjaga

BACA JUGA: Keluarga Bergantian Cium Kening Amrozi-Mukhlas

Di luar sel, hujan baru saja redaSuara katak bersahutan memecah kesunyian malam yang bisu di Lapas BatuAngin malam menerbangkan bau tanah, menggantikan bau laut

"Mereka sama sekali tidak terkejutSeperti sudah berfirasat," kata sumber koran ini di Nusakambangan, mengingat momen yang menurut dia tidak akan bisa dia lupakan seumur hidup itu

Enam pejabat Lapas Batu, antara lain Kabid Administrasi Mudianto dan Kabid Pembinaan Jaya Tjahyana, yang dikawal sipir pengurus para teroris, menyampaikan kabar penting kepada Amrozi, Imam, dan Mukhlas -saat itu belum ada polisi yang dilibatkanPejabat tersebut mendatangi satu per satu sel mereka yang letaknya berdampingan di sel super maximum securityPertama Amrozi, lalu Imam, dan selanjutnya MukhlasIsinya: "Mohon siap, satu jam lagi Anda akan dijemput untuk menjalani pidana mati."

Lalu, apa tanggapan mereka saat itu? Mereka menjawab, "Insya Allah siapTapi jangan disakiti." Tidak ada teriakan emosionalMereka memang sudah tahu akan datangnya malam terakhir itu -yang memang sudah mereka tunggu untuk melengkapi konsep mati syahid menurut merekaApalagi ketiganya pada Rabu (5/11) sudah diberi tahu jadwal eksekusi yang akan dilakukan secepat-cepatnya 3 x 24 jam sejak pemberitahuan.

Malam beranjak larut dan bulan pun tetap belum terlihatKetiganya lalu bersiap menanti kedatangan regu eksekutor yang hendak menjemput merekaMandi dan berwudu mereka lakukanTidak ketinggalan setelan gamis putih plus celana panjang setumit warna gelap, cokelat atau hitam, mereka kenakanTidak lupa harum wangi minyak Arab mereka balurkan ke baju"Wangi dan sudah bersih saat dijemput," lanjut sumber itu.

Amrozi dan Mukhlas mengenakan peci putihImam membalut rambut sebahunya dengan peci putih yang dikombinasi dengan ikat-kepala cokelat kehitamanRambut dan janggut mereka tetap dibiarkan beruraiSandal jepit warna putih dan alas kaki biru menemani langkahDi dalam sel mereka melanjutkan membaca doa hingga saat penjemputan tibaSipir yang berdinas di tahanan teroris kembali membuka pintuProses serah terima kepada anggota Brimob usai pukul 23.05.

Proses itu diikuti dengan pemborgolan tangan mereka ke arah depan dan pemasangan rantai di bagian kakiMereka meminta mata tidak ditutup"Tidak ada perlawanan," tambah sumber itu

Saat itulah Amrozi memekikkan takbir yang diikuti Imam dan MukhlasSekitar lima kali mereka bertakbirAnggota Brimob membujuk mereka agar tidak berteriak keras-keras dan dijawab Amrozi dengan seloroh, "Nggak apa-apa, PakKita ini kan hanya ngusir setan." Brimob itu diam.

Semuanya lalu dibawa ke luar, menuju jalan di depan Lapas BatuKeadaan sel tetap sunyi mencekamNapi yang lain, yang letaknya jauh dari sel Amrozi dkk, tidak memberikan responsAda lima pintu yang mereka lewati sebelum menghirup udara di depan lapasSaat mendaki tangga yang memisahkan antara bangunan penjara yang ada di kontur tanah bagian bawah dan kantor yang di atas, anggota Brimob yang mengapit satu per satu memperlakukan mereka dengan sabar

"Sopan banget," tegas sumber ituTidak ada yang diseret atapun dipaksaUrutannya adalah Amrozi, Imam, dan MukhlasMereka tidak membawa Alquran ataupun tasbihSemua lampu lapas juga dihidupkan selama proses tersebutTapi, tidak lama kemudian, HP dan HT serta segala tanda yang dikenakan di baju sipir diminta Brimob untuk dilepas dan disita sementaraMereka khawatir pin itu adalah kamera tersembunyi

"Amrozi terlihat paling pucat Waktu bertakbir, suaranya tidak lagi nyaring NglokorTapi mencoba tegar," bebernyaSaat dibawa ke lokasi ekskusi, juga tidak ada ucapan perpisahan dengan sipir.

Juga tidak ada berkas apa pun yang mereka tanda tanganiBegitu sampai di depan lapas, mereka langsung masuk mobil Mitsubishi Strada yang telah ready dan duduk di jok tengahMobil itu ditumpangi sekitar delapan personel bersenjata lengkap, termasuk yang mengenakan tutup kepala

Iring-iringan bergerak sekitar pukul 23.15Mobil Mitsubhisi itu ada di tengah rombongan sebagaimana geladi bersih yang dilakukan pada Sabtu pagiNamun, proses tersebut sedikit terkendala saat tiga ambulans tidak mampu mendaki terjal dan licinnya jalan menuju ke lokasi eksekusi yang letaknya di bekas Lapas Nirbaya, sekitar 6 kilometer arah selatan Lapas Batu.

Proses eksekusi lancar, tanpa halanganMereka juga tidak melawanPosisinya, dengan regu tembak menghadap ke depan, Amrozi berada di paling kiri, Imam di tengah, dan Mukhlas di kananMereka tidak mau mengenakan penutup mata"Jadi hanya memejamkan mata dan menunduk saat ditembak,'' urainyaJarum jam menunjuk pukul 00.15 saat mereka dinyatakan telah tewas dengan masing-masing satu tembakan

Sesudah didor, jenazah yang dibungkus kantong mayat warna kuning dimaksukkan ke keranda sederhana yang dibuat dari bambu dan diletakkan di bak belakang Mitsubishi StradaKain mori menutupi keranda itu

Apakah sebelum ditembak mereka bertakbir? "Iya," jawab sumber ituKetika eksekusi selesai, bulan sudah terlihat separo dan gerimis mulai turun.

Saat proses itu berlangsung, Kapolda Jateng Irjen Pol F.XSunarno dan Kalapas Batu Sedijanto menunggu di rumah dinas pejabat lapasMenurut aturan, memang tidak semua orang bisa menghadiri eksekusi mati kecuali tim medis, rohaniwan, jaksa, dan tim eksekutorPukul 01.05, rombongan kembali dari tempat eksekusiHujan mulai turun

Jenazah lalu dibawa ke balai pengobatan milik lapas untuk otopsi dan dibersihkanSekitar pukul 02.00, kerabat Amrozi dan Mukhlas, Ali Fauzi dan Syuhada, datang dan melakukan proses perawatanMulai dari memandikan, mengafani, dan menyalatiPukul 06.06 helikopter terbang membawa merekaSaat itu suasana cukup tegangLantaran begitu tegangnya, terjadi insiden.

Ketegangan bermula saat seorang polisi berseragam melihat dua orang yang tidak berseragam di atas tower di sebelah utara-timur Lapas BatuPosisi itu sangat dekat dengan helipadPadahal, heli yang sudah memuat jenazah tiga orang itu belum tinggal landasKhawatir terjadi sabotase, petugas berseragam itu mengeluarkan tembakan untuk menyuruh dua orang di atas tower itu -yang sebenarnya juga polisi- agar turunDua orang itu belakangan diketahui sebagai anggota komunikasi elektronik yang memasang jammer untuk mengacak sinyal HP.

Amrozi dkk telah pergi dan tidak akan kembaliBarang-barang mereka, yang jumlahnya sekitar enam pak kardus besar, masih tersimpan di Lapas BatuEntah kapan barang-barang itu akan diambil keluarganyaSelama mereka di Nusakambangan, musik dangdut yang sebelumnya selalu menyemarakkan peringatan tahun baru atau Agustusan sementara ditiadakan

Kejaksaan Agung mengakui bahwa ketiganya dieksekusi tanpa penutup mata"Ini sesuai permintaan tiga terpidana ituJadi dengan mata tidak tertutup," ujar Kapuspenkum Kejagung Jasman Pandjaitan di Kantor Kejagung kemarin dini hari.(naz/ano/fal/git/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penurunan Harga BBM jadi Kosmetik Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler