jpnn.com, PONTIANAK - Mantan anggota DPR RI Zulfadhli ditangkap di kediamannya di Perumahan Raffles Hills, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/6). Zul merupakan terpidana kasus korupsi dana bantuan sosial KONI Kalimantan Barat 2006-2008.
Eksekusi terhadap mantan politisi Senayan itu dipimpin Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kasi Pidsus Kejari) Pontianak, Juliantoro.
BACA JUGA: Dua Terpidana Korupsi Dana Santunan Kematian Dieksekusi
Bersama anggotanya dan dibantu anggota Polda Metro Jaya, tim eksekusi mendatangi rumah dua lantai di blok III nomor 16. Di dalam rumah itu Zulfadhli ditemukan.
Zulfadhli yang mengenakan baju kaos dan celana pendek itu pun ditangkap tanpa perlawanan. Ia lalu dibawa menuju Kejaksanaan Negeri Jakarta untuk menandatangi administrasi penangkapan.
BACA JUGA: Bikin Pelanggaran Berat, Setya Novanto Dipindah ke Gunung Sindur
Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Pontianak, Juliantoro mengatakan, terdakwa ditangkap setelah diintai selama satu minggu. "Dari pengintaian, kami mengetahui terdakwa berada di rumahnya di perumahan Raffles Hills, Depok. Ditangkap sekitar dua siang (pukul 14.00), pada Selasa 18 Juni," kata Juliantoro.
BACA JUGA: PA 212 Gagas Aksi di MK, Azyumardi: Berhentilah Memelintir Istilah Acara Keagamaan
BACA JUGA: Usut Dugaan Korupsi di YKP, Kejati Jatim Sita Rekening Berisi Ratusan Miliar
Juliantoro menjelaskan, terdakwa ditangkap tanpa perlawanan. Dari kediamannya ia langsung digiring ke Kejari Jakarta untuk menandatangi berkas administrasi penangkapan. "Terdakwa sudah kami limpahkan ke Lapas Kelas 2 A Pontianak untuk menjalani hukuman yang telah diputuskan Mahkamah Agung," ucapnya.
Juliantoro menerangkan, sesuai dengan putusan Mahkamah Agung, terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi. Di dalam putusan itu, lanjut dia, terdakwa dijatuhi vonis delapan tahun penjara. Selain itu pidana denda sebesar Rp200 juta, subsider enam bulan kurungan.
Zul juga dijatuhi pidana tambahan, yakni membayar uang pengganti sebesar Rp11.225.000.000.
"Dalam putusan dinyatakan, jika terdakwa tidak membayar uang pengganti selama satu bulan, maka harta bendanya akan disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti," terang Juliantoro.
"Untuk aset-aset terdakwa, saat ini sedang kami lacak dalam rangka untuk pengembalian kerugian negara," pungkasnya.
BACA JUGA: 22 Juta Massa Bakal Kumpul di MK Sambut Kemenangan Prabowo – Sandi?
Setibanya di Bandara Supadio pukul 07.00, Rabu, Tim Pidsus Kejari Pontianak langsung membawa terdakwa Zulfadhli menuju Lapas Kelas 2 A Pontianak. Begitu sampai di Lapas, Zulfadhli langsung keluar dari mobil dan digiring tim jaksa masuk ke dalam Lapas. Awak media yang sudah menunggu sejak pagi tidak mendapatkan kesempatan mewawancarai Zulfadhli.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas 2 A Pontianak, Farhan Hidayat memastikan, tidak akan ada perlakuan istimewa terhadap Zulfadhli. "Setiap orang yang masuk ke sini maka statusnya adalah warga binaan, mereka bukan lagi pejabat," tegas Farhan. (adg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Dewan Terpidana Kasus Perjalanan Dinas Akhirnya Ditahan Kejari Barsel
Redaktur & Reporter : Soetomo