Dewan Pendidikan Garut: Mas Nadiem & Dirjen GTK Harus Bertanggung Jawab 

Senin, 25 Juli 2022 – 22:52 WIB
Ilustrasi tenaga kontrak atau honorer. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut Dedi Kurniawan meminta pemerintah bertanggung jawab atas pernyataan soal diprioritaskannya guru lulus passing grade (PG).

Dia menyebutkan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim maupun Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril selalu mengatakan peserta yang lulus PG akan dibuatkan formasinya dan mengajar di sekolah induknya.

BACA JUGA: Petinggi PD Beri Solusi agar Honorer Guru & Teknis Administrasi Diangkat PPPK

"Saya kira pernyataan ini yang harus dikejar semua oleh guru honorer seluruh Indonesia," ujar dia kepada JPNN.com, Senin (25/7).

Dia menilai rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) masih jauh dari yang ditargetkan, yaitu satu juta guru aparatur sipil negara (ASN).

BACA JUGA: Pengakuan Pelaku Pembantaian Suami Istri di Samosir, Ada Masalah Besar

Artinya, sangat besar peluang untuk penempatan mereka di sekolah tempat mengajar. 

Dedi mencontohkan Kabupaten Garut dari 8.804 yang ditargetkan baru sekitar empat ribu guru PPPK.

BACA JUGA: Sepasang Kekasih Digiring ke Mapolsek, Kasusnya Berat, Bukan Mesum

Jumlah tersebut sudah termasuk yang akan diangkat pada 2022, yaitu sebanyak 3.327 guru honorer.

Pemkab Garut, dia melanjutkan telah mengusulkan formasi 3.330 untuk guru honorer yang lulus PG 2021. Usulan formasi tersebut direspons oleh pemerintah pusat.

Namun, bukan berarti permasalahan guru honorer yang lulus PG tuntas maslahnya.

Masih terdapat beberapa permasalahan yang harus dicarikan solusinya secara tepat dan bijak.

Dedi mengungkapkan di antara 3.330 honorer yang lulus PG terdapat satu orang sudah memasuki masa pensiun.

Dua orang lulus di luar Kabupaten Garut sehingga jumlah guru honorer yang harus diangkat berjumlah 3.327.

Dari jumlah tersebut ada 183 orang guru yang tidak jelas nasibnya, yaitu 95 guru pendidikan agama Islam (PAI) akan dipetakan di luar kota.

Selanjutnya 88 guru bahasa Inggris harus menunggu antrean yang pensiun. 

"Mereka disebar keluar daerah sekalipun tidak mendapatkan formasi," tutup Dedi. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Ungkap Motif MK Membunuh 2 Wanita di Dalam Rumah, Astaga!


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler