Di Detik-Detik Kematian Brigadir J, Pihak Keluarga Sudah Curiga dan Gelisah, Ternyata

Senin, 18 Juli 2022 – 19:17 WIB
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Foto: Firda Junita/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan pihak keluarga dengan sosok Brigadir Nofryansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih sempat berkomunikasi pada Jumat (8/7) atau di hari kematian polisi tersebut.

Menurut Kamaruddin, berdasar penuturan keluarga, Brigadir J masih menghubungi kedua orang tuanya pada pukul 10.00.

BACA JUGA: Tok, Kapolri Copot Irjen Ferdy Sambo dari Kadiv Propam

Artinya, komunikasi terakhir Brigadir J dengan keluarganya tujuh jam sebelum kejadian mengerikan di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Jam 10 dia (Brigadir J, red) masih aktif komunikasi baik melalui telepon maupun WhatsApp kepada orang tuanya," kata Kamaruddin selaku kuasa hukum keluarga Brigadir J di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan Senin (18/7).

BACA JUGA: Keluarga Brigadir J Memohon kepada Jokowi Menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo

Setelah pukul 10.00 WIB, Brigadir J meminta izin kepada keluarganya untuk mengawal atasannya.

"Yang dikawal dengan asumsi perjalanan tujuh jam. Jadi, artinya tujuh jam, jangan ada telepon dahulu karena jam 10 pagi itu di Magelang, 8 Juli 2022," kata Kamaruddin.

BACA JUGA: Kriminolog: Percayakan kepada Tim Bentukan Kapolri Untuk Usut Kasus Brigadir J

Konon, keluarga Brigadir J sedang berziarah ke Balige, Sumatera Utara.

"Antara orang tuanya, ayah, ibunya, kakak, dan adiknya sedang melakukan ziarah ke Sumatera Utara di Balige. Jadi, percakapan terakhir di Balige, Sumut dengan korban di Magelang," kata Kamaruddin.

Pada pukul 17.00 WIB atau waktu yang disebut polisi terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E, keluarga mencoba menghubungi kembali Yosua melalui telepon. Namun, pada panggilan ini Brigadir J tidak memberikan jawaban.

"Di WhatsApp ternyata sudah terblokir. Dengan terblokirnya nomor-nomor mereka, baik kepada ayahnya, ibunya, termasuk kakak, adiknya, termasuk ke WhatsApp grup, mereka mulai gelisah," kata Kamaruddin.

Kegelisahan keluarga makin menjadi-jadi saat terjadi peretasan WhatsApp dan media sosial.

Kamaruddin menyebut aksi peretasan ponsel itu berlangsung seminggu.

"Kemudian, berlanjut peretasan semua handphone keluarga, ayah-ibunya, kakak-adiknya semua handphone tidak bisa dipakai, kurang lebih satu minggu," ujar Kamaruddin.

Karena itu, pihak keluara menduga tewasnya Brigadir J merupakan pembunuhan berencana.

"Ini ada dugaan pembunuhan terencana, sehingga bagaimana caranya? Handphone itu bisa dikuasai password-nya, berarti sebelum dibunuh, ada dahulu dugaan pemaksaan untuk membuka password handphone," kata Kamaruddin.

Brigadir J tewas seusai terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jaksel pada Jumat (8/7).

Menurut penjelasan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ramadhan, peristiwa baku tembak itu terjadi setelah Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam Polri, Putri Candrawathi, tepat pukul 17.00.

Ramadhan mengatakan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo saat Putri sedang beristirahat.

Istri Irjen Ferdy Sambo sempat berteriak minta tolong. Teriakan itu membuat Brigadir J panik dan langsung keluar kamar.

Teriakan Putri menarik perhatian Bharada E yang konon berada di lantai dua rumah tersebut.

Kedua polisi itu terlibat baku tembak dan berakhir dengan kematian Brigadir J. (cr3/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Kasus Penembakan Brigadir J, Kompolnas Apresiasi Keberanian Kapolri Gegara Pernyataan Ini


Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Elfany Kurniawan, Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler