Di Sidang Tahunan MPR, Bamsoet Singgung Pentingnya Pembentukan Angkatan Siber di TNI

Jumat, 16 Agustus 2024 – 11:00 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyebut Indonesia menyambut hari jadi ke-79, masih punya pekerjaan rumah besar dari sisi keamanan siber.

Terlebih lagi, kata Bamsoet, belakangan muncul kasus peretasan data nasional yang menandakan urgensi di sisi keamanan siber.

BACA JUGA: Bamsoet, Bahlil, dan Agus Gumiwang Bakal Bahas Calon Ketua Umum Golkar

Dia berkata demikian saat menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI serta DPD RI yang dilaksanakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).

"Indonesia menurut National Cyber Security Index, masih menempati posisi kelima di Asia Tenggara dalam hal keamanan siber," kata politikus Golkar itu, Jumat.

BACA JUGA: Bamsoet Sebut Ribuan Tamu Akan Hadir di Sidang Tahunan MPR 2024 Besok

Menurut Bamsoet, dunia saat ini memasuki era internet yang membuat operasi militer bisa dilakukan dari jarak yang sangat jauh, dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.

Berkaca dari situ, eks Ketua DPR RI itu mengusulkan pembentukan suatu Matra di TNI yang mengurusi siber.

BACA JUGA: Bamsoet Dorong Revisi UU Darurat untuk Mengatur Kepemilikan Senjata Api

"Sudah saatnya Indonesia segera mempersiapkan pembentukan Matra keempat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan menghadirkan Angkatan Siber. Kehadirannya untuk memperkuat tiga matra yang sudah ada, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara," ujar Bamsoet.

Mantan wartawan itu menganggap pembentukan Angkatan Siber di TNI menjadi penting mengingat posisi Indonesia yang rawan secara geopolitik

"Berhadapan langsung dengan trisula negara persemakmuran Inggris, yakni Malaysia, Singapura, dan Australia, yang tergabung dalam Five Power Defence Arrangement (FFDA) bersama Selandia Baru dan Britania Raya," kata Bamsoet.

Dia dalam pidato juga menyebut Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil ke terbarukan. 

"Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar, yang membutuhkan investasi  sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun," ungkap dia. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Buka Pameran Mobil Klasik Legendaris di PIM 2: Ini Bukan Hedon, tetapi Investasi


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler