Sebagaimana diberitakan situs The Guardian, Rabu malam, Duch bahkan menyampaikan permohonannya agar dapat berjumpa sekaligus meminta maaf secara langsung kepada para keluarga korban perbuatannya
BACA JUGA: Tujuh Orang Didakwa untuk Teror Mumbai
Di depan persidangan yang dipenuhi sekitar 600 orang, yang banyak di antaranya adalah korban-korban selamat dari rezim Khmer Merah, Duch mengaku bertanggungjawab penuh atas segala aksi penyiksaan dan pembunuhan yang terjadi di penjara Tuol Sleng di mana ia 'bekerja' pada era 1970-an."Saya secara individual dan khusus, bertanggungjawab atas hilangnya nyawa sekitar 12.380 orang," akunya terang-terangan
BACA JUGA: Seks, Penyebar Utama HIV di Cina
Saya, selamanya, berharap setulusnya untuk ampunan yang sebesar-besarnya atas jiwa-jiwa yang telah mati tersebut," katanya pula."Sedangkan kepada para keluarga (korban), saya memohon agar anda berbaik hati membukakan pintu bagi saya untuk meminta maaf
Ucapan dan permintaan maaf Duch itu, yang disiarkan langsung di TV nasional Kamboja, ditanggapi dingin - bahkan membuat muak - sejumlah besar warga negeri itu
BACA JUGA: Filipina Umumkan Keadaan Darurat
Bou Meng misalnya, salah satu dari sekitar selusin saja orang yang berhasil keluar hidup-hidup dari Tuol Sleng, mengatakan terus terang ia meragukan penyesalan Duch."Kami (para korban) telah menangis bersamaKami tahu, tangisan dan air mata kami berasal dari penderitaanTapi saya tak yakin dengan (air mata) Duch," tegasnya.
Demikian juga halnya dengan Norng Charnpal, yang dalam usia kanak-kanak saat itu dibebaskan dalam keadaan kotor, kelaparan dan ketakutan, ketika Tuol Sleng akhirnya ditutupBahkan ibunya pun meninggal di sanaNorng menegaskan bahwa ia sama sekali tak ingin Duch meminta maaf.
"Aku tak mau mendengarkan semua iniIni tidak nyata, dan ini tidak cukup bagi keluargakuLihatlah dia (sekarang)Dia seorang laki-laki tua, yang sudah melalui jalan hidup yang panjangDari caranya berbicara, aku tak yakin dia benar-benar (menyesal)," ucapnya pula(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama akan Tuntaskan Urusan Afghanistan
Redaktur : Tim Redaksi