jpnn.com - SAMARINDA - Pemprov Kalimantan Timur sudah menggelontorkan dana lebih dari Rp 100 miliar untuk membangun rumah sakit pratama.
Tujuh rumah sakit difasilitasi melalui anggaran pemerintah.
BACA JUGA: Oh Derawan, Kini Kau tak Sejernih Dulu Lagi
Tujuh RS pratama tersebut meliputi dua di perbatasan yaitu Long Apung dan Kecamatan Krayan.
Sisanya masing-masing di Sangkulirang, Kutim, Berau, Paser, Mahulu dan Kubar.
BACA JUGA: Soal Pemekaran, Bupati tak Setuju Jika APBD Dibagi 2
Meski demikian, ketersediaan dokter spesialis masih kurang.
“Untuk RS Pratama Talisayan mendapat bantuan sebesar Rp 20 miliar, fasilitas sudah tanggung jawab Pemkab Berau lewat APBD Rp 15 miliar,” beber Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Rini Retno Sukesih sebagaimana dilansir Samarinda Pos, Selasa (13/12).
BACA JUGA: Kisah Guru Gagah Berani Terjang Api Besar Demi Ijazah dan SK PNS
Khusus RS Talisayan, lanjutnya, hanya terdapat 60 tenaga medis.
Dia mengakui, pihaknya kesulitan mencari dokter spesialis yang mau bekerja di luar kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan.
Padahal, untuk kesejahteraan, pemkab telah menyediakan gaji Rp 45 juta per bulan.
“Kami sudah tawarkan, pemkab sudah siapkan. Namun, dokter spesialis pertimbangkan faktor lokasi dan nominal gaji. Dinas Kesehatan Berau tawarkan gaji Rp 45 juta per bulan untuk dokter spesialis. Belum ada yang bersedia dan terima tawaran itu,” ungkap Rini.
Karena itu, Dinkes Kaltim akan berkoordinasi dengan dinkses kabupaten serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mencari solusi.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pun sangat kecewa dengan fakta itu.
“Kami di provinsi sedang berusaha. Dokter lulusan fakultas harus praktik dulu di RS pratama selama dua tahun,” ujar Awang. (cyn/beb/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Dihajar Bapak Karena Minta Uang, Kepala Dibenturkan ke Lantai
Redaktur : Tim Redaksi