JAKARTA - Partai Golkar memasang badan terkait pernyataan anggota fraksinya di DPR, Bambang Soesatyo, yang menyinggung Menteri Perdagangan Mari Elka PangestuPartai yang diketuai Aburizal Bakrie itu menegaskan, pernyataan berbau rasis itu hanya bermain-main untuk menyindir kebijakan pemerintah.
"Ah, nggak serius itu, pernyataan itu cuma main-main," kata Idrus saat dihubungi wartawan, Jumat (20/5)
BACA JUGA: Aturan Pemakzulan Perlu Disempurnakan
Sebelumnya, dalam sebuah diskusi di gedung parlemen pada Kamis (19/5), Bambang mengeluarkan pernyataan berbau rasis
BACA JUGA: Sidang Pembuktian Hasil Verifikasi Ulang 27 Mei
Saat itu, diskusi menyinggung soal pembelian pesawat MA-60 Merpati dari Tiongkok."Maaf, bukan mau membandingkan, Karena zaman Soeharto itu ada seleksi yang cukup ketat, bukan hanya basa-basi pemilihan menteri, di-shooting bahwa dipanggil sama presiden, lalu terpilih, hanya show up tapi kualitasnya terlihat
Ketua DPP Partai Golkar Indra Bambang Utoyo juga mengamini pernyataan Idrus
BACA JUGA: Wiranto Terinspirasi Briptu Norman
Menurut Indra, pernyataan Bambang hanyalah selip kata yang tidak sengaja terucapLagipula, Ketua Umum DPP Partai Golkar juga sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan"Beliau slip of tongue saja, tidak sengaja tapi sudah ditegur Pak Ical," kata Indra di kantor DPP Partai Golkar, kemarin.Dalam klarifikasinya melalui pesan singkat, Bambang menegaskan bahwa kritik yang disampaikannya dalam diskusi bukan bermaksud merendahkan pribadi atau bangsa lainMenurut Bambang, kritikan itu lebih kepada kebijakan pemerintah yang saat ini terlalu condong pada Tiongkok"Saya sampaikan kritik terhadap berbagai kebijakan Mari Pangestu dan pemerintahan SBY yang lebih pro-China," kata Bambang.
Bambang menolak disebut ucapannya bersifat rasisIa mengartikan maksud pembicaraannya itu lebih ditujukan kepada negara Tiongkok yang selalu diuntungkan dari kebijakan Mari dan pemerintahan SBY
"Demi bangsa ini, saya hanya minta dia (Mendag) lebih nasionalis, agar kebijakan dan sepak terjangnya sebagai pejabat negara mendahulukan kepentingan nasional dan melindungi industri dalam negeri," tandasnya.
Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid, Zannuba Arifah Chafsoh menilai, sudah saatnya masyarakat mengakhiri komentar-komentar yang bersifat SARAKondisi bangsa Indonesia yang saat ini kompleks permasalahannyaJustru seharusnya memperbanyak komentar-komentar positif yang menghargai dan memberikan citra positif bagi bangsa"Komentar rasis tidak mendidik masyarakat dan tidak relevan lagi untuk konteks Indonesia," kata perempuan yang akrab disapa Yenny itu
Dia juga menilai masuknya Marie dalam kabinet pemerintahan tidak memiliki maksud politis mendukung etnis atau negara tertentu"Penempatan tokoh etnis tertentu dalam kabinet Indonesia, dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan di Indonesia yang realitasnya multietnis," jelasnya(bay/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan DPD Diminta Pertemukan Menkeu-Pemda NTB
Redaktur : Tim Redaksi