Difteri kok Disamakan dengan Panas Dalam

Kamis, 25 Januari 2018 – 12:17 WIB
Pemberian vaksin. Foto: dok. Jawapos

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa hari ini muncul kabar keliru soal difteri. Penyakit itu disamakan dengan panas dalam biasa.

Si pembuat pesan pun memberikan resep ramuan tradisional untuk menyembuhkan difteri.

BACA JUGA: 753.498 Anak Wajib Dapat Imunisasi Difteri

Dalam pesan itu disebutkan, resep tradisional ditemukan atas pengalaman pribadi seseorang bernama Ardiani, biasa dipanggil Dian.

Dian konon punya pengalaman mengobati anak balita, batita, hingga dewasa.

BACA JUGA: Waspada, Jatim Masih Masuk KLB Difteri

"Difteri. Penyakit ini memang mematikan dan saat ini lagi hangat dibicarakan. Tapi saya sudah mengenal penyakit ini jauh hari, yaitu 17 tahun sebelumnya. Saya biasa menyebutnya panas dala," ujar si Dian.

Dian lalu menjabarkan bahwa difteri dan panas dalam punya kesamaan.

BACA JUGA: Wabah Difteri Menjalar, Penjual Terompet Ikut Kena Imbas

Yakni, disebabkan oleh suhu tubuh atau panas yang tidak bisa keluar. Awal gejalanya juga sama, yakni sakit tenggorokan dan susah menelan.

"Jika difteri atau panas dalam ini sudah sangat parah, akan timbul bercak putih atau bahkan bendol-bendol putih yang kemudian menguning berisi nanah pada tenggorokan, langit-langit mulut, lidah, bahkan bisa menyeluruh ke seluruh permukaan dinding mulut bagian dalam hingga ke bibir," urainya bak seorang dokter.

Dian mengaku bisa menangani difteri dengan ramuan temuannya. Ramuan itu berasal dari bahan-bahan tradisional.

Di antaranya, kunyit (2 ruas sepanjang telunjuk jari), kencur (1 ruas sepanjang jari kelingking), jahe (1/2 ruas jari kelingking), kuning telur ayam kampung, madu, dan garam (seujung sendok).

Bahan-bahan seperti kunyit, kencur, dan jahe disiram dengan setengah gelas air yang mendidih. Lalu, diperas, ditambahkan kuning telur.
"Lakukan sehari dua kali, pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur sekitar tujuh jam," ujar Dian.

Dalam pesan itu selalu ada kalimat sebar. Juga penjelasan bahwa pesan tersebut copy paste dari beranda teman Iastu dan Syafwan.

Salah satu yang jadi penyebarnya adalah akun Facebook Eko Yulianto.

Dia menyebarkan pesan tersebut lewat grup Berita Seputar Bontang. Hingga kemarin, pesan itu telah dibagikan ulang hingga 154 kali.

Komunitas anti-hoaks dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) memastikan kabar itu tidak benar.

Hal yang sama diungkapkan Ketua Kompartemen Public Relation dan Marketing Persi Anjari Umarjianto.

Menurut dia, difteri merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae.

"Difteri termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan panas dalam tidak menular dan bisa dicegah dengan menu makanan yang sehat dan berolahraga," terangnya.

Secara teknis, difteri belum teruji bisa disembuhkan dengan ramuan tradisional.

"Penderitanya harus segera mendapatkan pengobatan di rumah sakit," jelas Anjari. (gun/c6/fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Difteri Mewabah, Terompet Kurang Peminat


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler