Digigit Anjing, Ibu dan Anaknya Meninggal Dunia

Rabu, 29 Agustus 2018 – 07:03 WIB
Pemberantasan anjing liar yang terkena rabies. Foto/ilustrasi: Jawa Pos Radar Bali

jpnn.com, PONTIANAK - Berdasarkah data hingga Agustus 2018, kasus gigitan anjing di seluruh Kalbar mencapai angka dua ribu lebih. Dengan 14 kasus di antaranya korban menemui ajal.

"Dibandingkan tahun lalu, ada peningkatan di bulan yang sama. Nah jumlah gigitan sampai dengan kemarin itu 2.112 orang, dan yang sudah diberi VAR 2.046,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Abdul Manaf.

BACA JUGA: Jangan Ada Lagi Kasus seperti Ainun, Bikin Miris

Sebaran korban meninggal dunia, di sentral Kalbar. “Masing-masing 3 orang di Sintang, 3 orang di Sanggau, 8 orang di Landak," tuturnya.

Menurut Manaf, Kabupaten Landak saat ini mencatat angka tertinggi untuk kasus korban meninggal dunia akibat gigitan anjing, dikarenakan secara umum masyarakat tidak paham mengenai bahaya Rabies. "Setelah digigit mereka tidak lapor, ada yang ke dukun juga untuk berobat," terangnya.

BACA JUGA: Lihat tuh, Muka Pria Sadis yang Siksa Anaknya Hingga Tewas

Saat ini, dijelaskannya, yang terpenting masyarakat bisa segera melapor jika ada kasus gigitan anjing. Sebab pihak Puskesmas di wilayah-wilayah masing-masing sudah sangat tanggap menerima laporan.

"Kami memperhatikan kawan-kawan di puskesmas itu sudah tanggaplah, sarana pun cukup, begitu ada laporan tetap mereka langsung melakukan vaksinasi," ungkap Manaf.

BACA JUGA: Detik-detik Ibrahim Siksa Ainun Hingga Meninggal, Sadis!

Hal itu, dijabarkannya, berbeda dengan kondisi dinas yang dipimpinnya. Dimana jumlah tenaga sangat terbatas Karena banyak yang sudah pensiun.

Oleh karena itu pihaknya melatih tenaga vaksinantor dari Bhabinkamtibmas dan dari pemuda desa. "Ada 200 orang yang kami lakukan pelatihan. Kalau bantuan mereka ini tidak efektif mungkin kita ndak terbantu sampai sekarang," jelasnya.

Untuk kasus korban meninggal karena kasus gigitan yang terbaru, ia mengungkapkan, terjadi di Ketungau Tengah, Sintang. Yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia.

"Di sana, di salah satu desa, ada kasus ibu dan anak meninggal karena gigitan anjing dan Ketungau Tengah itu lokasinya sangat jauh," tukas Manaf.

Saat ini, pihaknya memantau sampai sejauh mana penyebaran penyakit tersebut. Sejalan dengan itu tetap gencar melakukan vaksinasi. Sebab pemberian vaksin merupakan kunci yang paling bagus dan paling tepat.

"Nah kalau kita bicara vaksinasi ini tidak semudah yang kita ucapkan, vaksinasi ini salah satunya memang menuntut ketersediaan vaksin, sarana dan prasarana, ketersediaan petugasnya, ketersediaan anggaran untuk petugas dan lebih penting lagi skill masyarakat," imbuhnya.

Selama ini tenaga untuk petugas vaksin juga memanfaatkan warga setempat yang sudah diberikan pelatihan. Sedangkan untuk daerah yang belum pernah diberikan sosialisasi, otomatis warganya juga belum mendapatkan pelatihan.

"Kalau kita yang belum pernah sosialisasi itu disuruh vaksinasi sendiri, susah kita, tapi kalau daerah-daerah yang sudah kita beri sosialisasi itu alhamdulillah berjalan lancar," tandas Manaf. (riz/moh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Ada Korban Jiwa saat Perpeloncoan, KPAI Kirim Tim


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler