SAMARINDA - Chairman and CEO The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) EG Togu Manurung, menyebutkan, hingga saaat ini masih banyak ditemui orangutan Kalimantan yang diselundupkan ke MalaysiaPara penyelundup membeli orangutan dari daerah ini dengan harga Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta
BACA JUGA: RIAU: Belum Bayar Rp35 Ribu, Murid SDN Diusir Guru
Sedang ketika sudah sampai di negeri jiran itu, bisa dijual hingga Rp 10 juta"Tapi di Malaysia pun hanya sebatas menampung, karena oranutan itu kembali dijual ke negara lain seperti di Timur Tengah
BACA JUGA: SORONG: Panti Pijat Menjamur
Tentunya dengan harga yang lebih tinggi lagi," ujar Togu Manurung di Kantor Gubernur Kaltim kemarin (9/6).Disebutkan, rencananya akhir tahun ini Yayasan BOS akan kembali melakukan pelepasliaran lima orangutan
BACA JUGA: Pasuruan Tertibkan Arah Kiblat
“Di Muara Wahau itu ada lahan bakas HPH seluas 86.450 hektare,” tuturnyaDijelaskan, dalam program ROKT di Samboja Lestari saat ini setidaknya ada 222 orangutan yang direhabilitasiSedangkan populasi orangutan di seluruh Kalimatan saat ini diperkirakan mencapai 50 ribu individuDikatakan, orangutan di Kaltim bersub-spesies Pongo Pygmaeus Morio dan hanya bisa dilepasliarkan kembali di Kaltim, tak bisa di daerah lain.
Dia menjelaskan, saat ini setidaknya ada empat masalah serius dan saling berkaitan yang memengaruhi populasi orangutanYakni, adanya ekspansi perkebunan kelapa sawitPerkebunan jenis ini sangat mengancam keberadaan orangutan karena harus land clearingFaktor lain adalah adanya kebakaran dan pembalakan hutanYang juga berpengaruh adalah penyelundupan hewan yang dilindungi itu.
Sementara, dari hasil survei populasi kolaboratif yang dilakukan Balai Taman Nasional Kutai, Universitas Mulawarman, STIPER, Orangutan Conservation Services Program (OCSP), dan TNC diketahui, jumlah orang utan di taman itu masih sekitar 2 ribuanYaya Rayadin, ketua tim survei mengatakan, untuk kawasan inti TNK yang masih memiliki struktur dan komposisi hutan yang bagus diperkirakan terdapat 1.799 orangutan liarSementara itu, jumlah orangutan di kawasan rimba menyentuh 300 ekor
“Dari temuan ini kami perkirakan untuk seluruh kawasan di TNK masih ada 2 ribuan orangutan,” katanyaDia menjelaskan, tingginya populasi orangutan di kawasan inti TNK karena kondisi struktur dan komposisi hutannya yang masih bagusBerdasarkan survei, vegetasi di zona inti diperoleh kerapatan 214 pohon per hektare
Di kawasan itu didominasi vegetasi dipterocarpaceae dan ulinKondisi ini, jelas dia, membuktikan bahwa TNK menjadi habitat penting bagi orangutan liar Kalimantan (Pongo pygmaeus morio)Kondisi ini, karena tidak hanya faktor ekologisnya, tapi juga karena kawasan itu telah di konversi untuk kegiatan pengembangan hutan tanaman, pengusahaan hutan, pertambangan maupun pengembangan kelapa sawit
Sedang Kepala Balai TNK Tandya Tjahjana mengatakan, dalam survei itu juga diketahui bahwa banyak kegiatan yang mengancam populasi orangutan dan satwa lain di TNKDi antaranya perburuan, perambahan, pembalakan liar dan pengkaplingan tanah dalam kawasan“Jika ini tidak segera dihentikan akan merusak keanekagaraman hayati dan habitat yang masih tersisa saat ini,” katanyaDikatakan, semua kegiatan tersebut saling berkaitan dalam mengurangi populasi orangutanSehingga, diperlukan langkah konkret untuk menghentikan aktivitas ilegal tersebutKarena itu, terang dia, perlu ada keterlibatan pihak terkait lainya. “Dalam penelitian ini ‘kan ternyata ada 2 ribuan orangutanIni tentu menggembirakan dari perkiraan populasi orangutan yang pernah dikatakan hanya 600-an ekor,” tuturnya
Dijelaskan, penelitian yang dilakukan oleh tim itu berlangsung selama 21 hari dengan melibatkan 21 orangPenelitian ini, terangnya, salahsatu caranya adalah dengan menganalisis jumlah sarang yang berbeda(far/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Aceh Tolak Pemekaran
Redaktur : Tim Redaksi