PANGKALANKERINCI - Puluhan siswa SDN 010 Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan, diusir dari ruang ujian kenaikan kelasYang mengusir para gurunya sendiri
BACA JUGA: SORONG: Panti Pijat Menjamur
Siswa-siswa itu diusir gara-gara terlambat membayar uang sekolah sebesar Rp35 ribuDaulat HM Nababan (43), orang tuas Ari Saksi, kelas V SDN tersebut, mengaku kaget tatkala mendapati anaknya pulang sekolah lebih awal
BACA JUGA: Pasuruan Tertibkan Arah Kiblat
Warga BTN Lama Pangkalankerinci, kepada Riau Pos (Gurp JPNN) itu menuturkan perasaannya yang kecewa beratBACA JUGA: Gubernur Aceh Tolak Pemekaran
Padahal seharusnya kedua anak ini masih berada di sekolah mengikuti mata ujian PPKN dan AgamaTenyata, Ari Sakti tidak diperkenankan guru ikut ujian karena belum melunasi uang alat peraga in-vocus," beber Daulat, kemarin.Berdasar cerita anaknya, Daulat mengatakan, anaknya disuruh keluar dan terus menunggu di luar kelas hingga lama, tapi tidak disuruh masuk lagi"Akhirnya pulanglah dia sambil nagisRupanya karena belum bayar uang invocus," imbuhnya.
Sebagai orang tua, dia mengaku khawatir sang anak tidak naik kelas lantaran tidak ikut ujianSiangnya, istri Nababan, Arlita M Napitupulu (41) pergi ke sekolahBerbekal uang pinjaman dari kerabat, Arlita membayar tagihan uang invocusKepala para guru Arlita memohon agar anaknya boleh ikut ujian susulanPihak sekolah akhirnya mengizinkan Ari Sakti ujian seorang diri
Nasib yang dialami anak kandung Daulat HM Nababan yang lain, bernama Raja Pande (kelas II)Raju Pande juga terpaksa ujian seorang diri akibat terlambat membayar uang tersebut"Akhirnya sore hari Senin itu anak saya Ari Sakti boleh ujian menyusulAdiknya si Raja Pande kebetulan masuk siang, ujian juga disitu sesudah mamaknya bayar uangnya," tuturnya lagi.
Menurutnya, masih ada belasan anak lainnya yang bernasib hampir samaBahkan hingga hari kedua ujian kenaikan kelas, beberapa siswa masih tidak diperkenankan ujian lantaran tidak kunjung melunasi kewajibanDaulat menilai, sikap guru yang mengusir siswa dan didukung kepala sekolah itu tidak profesional.
Kepala SDN 010 Hj Isdarlis yang dihubungi wartawan tidak mambantah hal ituDia mengakui pihaknya memang melakukan pemungutan terhadap uang untuk pembelian invocusIa juga mengakui bahwa ada murid yang difunda ujiannya karena belum bayar"Namun kebijakan tersebut sudah disepakati wali murid dan komite sekolah," dalihnya.
Dikatakan, sebenarnya pihaknya tidak melarang siswa mengikuti ujian, melainkan hanya menunda beberapa waktu sampai yang bersangkutan melunasi kewajibannyaNamun ketika ditanya mengenai dampak psikologis bagi anak, Isdarlis tidak menjawab
Saat dimintai tanggapan atas kasus tersebut, Kepala dinas pendidikan Pelalawan Drs H Darwis Alkadam MSi mengaku belum menerima laporan pengusiran murid dari ruang ujianNamun, jika itu benar, Darwis mengatakan, mestinya hal seperti tersebut tidak boleh terjadiDia berharap pihak sekolah mencari jalan keluar terbaik ketika ada siswa yang belum mempu membayar(bun/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bina Desa Percontohan Syariat Islam
Redaktur : Tim Redaksi