Dikenal Agak Temperamental, Sering Jaga Tanah

Sabtu, 12 September 2009 – 15:51 WIB
Raturusi, yang sempat menampung dan mempekerjakan Daniel. Foto: Thomas/JPNN.
Nama Daniel Daen Sabon (26) cukup dikenal dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin ZulkarnaenIa tak lain adalah orang yang memuntahkan dua peluru ke kepala almarhum Nasrudin hingga tewas

BACA JUGA: Sehari-hari, Garasi Formula 1 Berisikan Lapangan Futsal

Sebenarnya, siapakah Daniel itu?


THOMAS D PRIYANDOKO

UNTUK mencari tahu sosok Daniel ini cukup sulit
Pasalnya, ia tidak mempunyai keluarga yang tinggal di Jakarta

BACA JUGA: Pemulihan Cedera Lebih Baik daripada di Amerika

Keluarganya berada di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Di ibukota, Daniel tercatat tinggal sendiri di sebuah kos di Jalan Casablanca No 1A, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.

Ketika mendatangi kosnya, rupanya bekas kamar Daniel itu telah dihuni oleh orang lain

BACA JUGA: Paling Enjoy jika Tahan 3,5 Jam tanpa ke Toilet

Menurut Kanis, sang pemilik kos, Daniel tinggal di kos itu hanya sementara saja, selama sekitar 5-6 bulanNamun ia tak pernah lagi tinggal di tempat itu, sejak sekitar dua bulan sebelum kasus tersebut terjadi pada Maret 2009.

"Nah, itu, saya nggak tahu dia pindah ke manaKita tahunya setelah Daniel saat di televisi, dia ditangkap karena nembak itu," terang Kanis, pria berambut keriting yang ditemui baru-baru ini tersebut.

Kanis pun bercerita, selama tinggal di kosnya, ia tak terlalu memperhatikan Daniel serta jarang berbicara dengannyaNamun ia cukup sering melihat Daniel berbincang dengan teman satu kosnyaDari teman-temannya itu, Kanis mengungkapkan, Daniel disebutkan pendiam dan jarang berbicara panjang lebar.

Dari informasi lain yang didapat, ternyata sebelum kos di rumah milik Kanis, Daniel sudah tinggal di sekitar wilayah itu jugaTepatnya, ia sering membantu temannya yang memiliki tempat pencucian kendaraan yang tak jauh dari tempat kos tersebut.

Adalah Raturusi, yang mempunyai usaha cuci kendaraan itu bersama anaknyaUsianya cukup senja, sekitar 53 tahunRambut di kepalanya nyaris tak ada, tapi janggut dan jambangnya yang putih masih terpelihara lebat - bahkan dikuncirnya janggut ituDari mulut Raturusi-lah banyak didapatkan keterangan baru tentang sosok Daniel.

Pria asal Pinrang, Sulawesi Selatan itu, menceritakan bahwa awalnya pada 1997, Daniel tinggal bersama ayah dan ibunyaIa mengaku lupa nama suami-istri ituDiceritakannya, mereka bertiga ke Jakarta sebagai perantauAyah Daniel mencari kerja, sementara istrinya di rumah dan Daniel sendiri bersekolah.

Sosok Daniel menurut Raturusi, dikenal cukup baik namun setengah temperamentalIa disebutkan sering membantu temannya jika ada yang kesusahan, terutama membela teman sekolahnya yang dipukuliDaniel juga diceritakan rajin ke gereja.

Namun beberapa tahun kemudian, menurut Raturusi yang tak ingat kapan tepatnya, ayah dan ibu Daniel memutuskan untuk kembali ke FloresTetapi Daniel memutuskan tetap tinggal, untuk mencari kerja di JakartaHingga akhirnya selepas sekolah, Daniel pun tak punya pekerjaan tetap.

Sepengetahuan Raturusi, Daniel antara lain kemudian sering dibayar oleh orang untuk menjaga tanah yang bersengketa, atau menjadi bekingan pemilik tanah tersebutSelain itu, ia juga sering bekerja menjadi kolektor atau penagih hutang.

"Jadi kalau ada orang yang susah nagih sama yang punya hutang, (mereka) minta tolong sama si DanielNggak tahu bagaimana caranya dia nagih," ungkap Raturusi pula.

Raturusi pun menyebutkan kalau Daniel juga sempat masuk penjara pada tahun 2007 lalu, saat terlibat perkelahian di klab malam gara-gara membela temannya yang dipukuli orang yang sedang mabukMenurut Raturusi pula, kebetulan orang yang dilawan Daniel itu adalah anak salah seorang pejabatAtas kejadian itu, Daniel pun mendekam di penjara sekitar delapan bulan.

"Nah, ketika dia pas lagi nggak ada kerjaan (setelah bebas), dia sering bantu cuci motor di tempat sayaDia juga sering tidur di rumah saya, karena saat itu belum punya kerjaan tetapTetapi sejak ia bekerja sebagai satpam di toko buah di Kebayoran Baru, baru dia mulai ngekos," terang Raturusi yang punya anak satu itu.

Hanya saja menurutnya pula kemudian, sekitar dua bulan menjelang kejadian penembakan terhadap sang Direktur PRB, Raturusi tak pernah lagi melihat DanielDihubungi pun ia tak pernahSepengetahuannya saat itu, Daniel masih bekerja sebagai satpam di toko buah.

"Ya, kaget saja waktu tahu dia ditangkapSaya juga heran, kenapa Daniel bisa begituSetahu saya, dia tidak pernah main-main dengan pistolBawa saja (saya) tidak pernah lihat," terangnya dengan mimik menegaskan.

Dikatakan Raturusi kemudian, saat sidang kedua di Pengadilan Negeri Tangerang, dirinya sempat datang menemui Daniel dan memeluknyaDirinya saat itu pun mengatakan kepada Daniel, bahwa ia harus tabah dan bertanggung jawab atas perbuatannya(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler