BACA JUGA: Sehari Belajar Tujuh Jam, Wisuda Setiap Jumat
Kemesraan terjalin malam ituBACA JUGA: Warga Tak Punya KTP, Kumpul Kebo pun Biasa
Kemesraan itu pun seakan tidak berarti.Laporan PRIYO HANDOKO, Jakarta
MALAM itu, Senin (1/3), di ruang rapat pansus, jarum jam hampir menunjuk ke pukul 24.00
BACA JUGA: Usul Nama Achmad Century buat Bayi Idrus Marham
Ruhut Sitompul dari Partai Demokrat sampai tertidur sejenak di kursinyaBeberapa anggota lain dengan lahap memakan buah apel dan pir yang menjadi jatah di kotak konsumsinyaSedikitnya 15 kamera dari berbagai stasiun televisi terus menyorot jalannya rapat.Senin malam itu pansus akhirnya berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian tugas meskipun gagal melahirkan satu kesimpulan dan rekomendasi finalPerbedaan pandangan yang terlalu tajam hanya dapat dikerucutkan menjadi dua opsi dan akan divoting di sidang paripurna keesokan harinya.
Saat itu, tampaknya, tidak ada satu pun anggota pansus yang menyangka sidang paripurna yang dimulai kemarin pagi bakal berujung dengan kekisruhanSebab, malam itu para anggota pansus sudah saling menyampaikan permintaan maafBahkan, dalam forum yang diselenggarakan secara spontan setelah rapat resmi ditutup, tidak sedikit di antara mereka yang curhat tentang keluarga dan konstituennya.
Kebersamaan dan kehangatan sangat terasa di antara para anggota pansus. Semangat untuk saling memaafkan atas berbagai kata-kata yang kurang sopan, bahkan kasar, muncul secara spontanSeolah-olah semua sudah selesai.
"Maaf kepada kita semua kalau ada hal-hal yang tidak berkenan atau terjadi kesalahan," kata Wakil Ketua Pansus dari FPDIP Gayus Lumbuun, lantas disambut tepuk tangan anggota pansus.
"Pada prinsipnya, apa yang kita lakukan selama tiga bulan ini merupakan proses yang panjang untuk saling memahami karakter dan sifat masing-masing," tambah Wakil Ketua Pansus dari Fraksi Partai Demokrat Yahya Sacawirya, lantas tersenyum.
Wakil Ketua Pansus dari FPKS Mahfudz Siddiq dengan nada bercanda mengatakan, selama menjadi anggota pansus, dia banyak menghadapi hal yang tidak disukainya"Berangkat pagi pulang pagi, dikomplain orang di rumah, badan letih, dan pikiran capekBelum lagi, anggapan orang bahwa kita setiap rapat dapat uang," katanya.
Padahal, lanjut dia, sesuai dengan peraturan setjen, sampai ketika keputusan pansus diketok, para anggota pansus hanya mendapat insentif Rp 5 juta"Terus terang saja biaya operasional kita lebih dari itu," ujar MahfudzDia juga mengingatkan berbagai pertengkaran di antara anggota pansus yang di-blow up media sebagai bagian dari proses yang tidak mengenakkan"Termasuk merasa ada yang menekan dan ditekan," candanya.
Meski begitu, Mahfudz mencoba untuk menikmati semua proses yang harus dijalaninya itu"Saya ingat nasihat yang baikBisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu, tapi di balik itu ada kebaikan yang banyak," ujarnya.
Ruhut Sitompul yang pernah memaki Gayus Lumbuun "bangsat" juga mencoba melontarkan kata-kata bijaknya"Tiada jalan bertabur bunga untuk mencapai kesuksesanKerikil-kerikil tajam sudah kita lalui, berkat rahmat-Nya, keluarga besar pansus bisa bekerja dengan baik," ujar legislator dari Partai Demokrat itu.
Eva Kusuma Sundari dari FPDIP berharap model pembahasan kebijakan publik di pansus yang terbuka bisa menjadi tradisi di DPRMenurut Eva, banyak dampak positifnyaTerutama bagi DPR untuk introspeksi internal"Ternyata yang ini ngomongnya jorok, yang ini ngantuk?anJadi, proses ini pendewasaan bagi semua," katanya.
Eva juga curhatDia sering merasa kesepian menjadi satu-satunya perempuan di pansusKarena itu, Eva berharap ada komitmen dari fraksi-fraksi lain nanti untuk menempatkan perempuan di posisi penting"Saya serius, jangan diketawain, ini dari hati yang paling dalamSaya sudah menunjukkan bisa maksimal, perempuan tidak patut distigma tidak serius dan manja," ujarnya.
Dia juga sependapat dengan MahfudzMenurut Eva, memang ada mitos-mitos tentang pansusTerutama soal honor atau insentif tambahan yang besar.
"Saya merasakan sendiriSetiap hari dipikir kita ini menerima honor tambahanAngkanya ratusan juta. Proposal yang saya terima dari dapil meningkatPadahal, ini keliru sekaliHonor kita tidak ada korelasinya dengan seringnya kita muncul di televisi," kata EvaSelama pansus melakukan pemeriksaan, setiap hari, sejumlah stasiun televisi swasta memang terus menayangkannya secara live.
Ahmad Muzani dari Fraksi Partai Gerindra menceritakan, ketika mendapat tugas mewakili partai di pansus Century, dirinya belum punya bayangan bagaimana bentuk pansusMaklum saja, bukan hanya Partai Gerindra, Muzani juga baru menjalani debutnya sebagai wakil rakyat di Senayan.
"Ketika ternyata menjadi peristiwa seperti ini (mendapat sorotan luas dari publik, Red), ini pembelajaran yang sangat pentingMudah-mudahan semua berakhir indah dan husnulkhatimah," kata Muzani.
Ketika tiba giliran Akbar Faizal dari Fraksi Partai Hanura, Andi Rahmat berceletuk"Kayaknya lo yang harus paling banyak minta maaf," canda Andi Rahmat, legislator muda dari FPKS, lantas tertawa.
Akbar menceritakan, kesibukannya di pansus telah menempatkan dirinya dalam posisi terdakwa di depan anak-anaknyaSebab, porsi perhatiannya kepada buah hatinya itu berkurang"Tapi, itu risiko dari pengabdian," kata Akbar.
Dia lantas menyampaikan, selama persidangan memang kerap berbeda pandangan, kadang sangat keras, terutama dengan para anggota Fraksi Partai Demokrat"Tapi, ketika keluar, setelah melewati pintu itu, kita bersalam-salaman, makan bersama, bersenda gurau," katanya.
Ketua Pansus Idrus Marham mengatakan, pansus memang tidak sekadar berhasil menyelesaikan tugasTapi, tanpa disadari, pansus Century sudah mengawali pembaruan dalam upaya peningkatan kinerja DPR"Mulai pimpinan pansus yang di fit and proper test (sebelum dipilih, Red) hingga rapat, semua terbuka," ujarnya.
Sebelum menutup rapat, Idrus mengguyoni Ruhut Sitompul dan Gayus Lumbuun"Nanti diakhiri lagu Kemesraan, duet Pak Ruhut dan Pak Gayus," katanya, lantas terkekehSemua anggota pansus juga ikut tertawa lepas, tak terkecuali Ruhut dan Gayus yang terlihat saling lirik.
Kehangatan malam itu diakhiri dengan seluruh anggota pansus bersalaman dan berpelukanTapi, Agun Gunandjar dari Fraksi Partai Golkar tetap duduk di tempatnyaDengan mikrofon yang menyala, dia lantas menyanyikan lagu Semut Merah milik Obie Mesakh yang syairnya diubah.
"Resah dan gelisah, tunggu akhir Century, di sudut Senayan, tempat meriksa saksi, ada yang jawab lupa, ada yang tidak tahu, pemirsa tersipu-sipu," senandung Agun.
"Malu aku malu, pansus ribut melulu, Pak Idrus pegang palu, Pak Gayus tersipu malu, Pak Yahya penuh curiga, Pak Mahfudz bertanya-tanya, wartawan terus menyerbu," lanjutnya"Mantap," sahut anggota pansus dengan kompak(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Istri Pertama dan Istri Kedua Pak Bupati Sama-sama Maju Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi