Sehari Belajar Tujuh Jam, Wisuda Setiap Jumat

Selasa, 02 Maret 2010 – 06:47 WIB
Tujuh murid asing Wat Po Thai Medical School diwisuda setelah mengikuti program General Thai Massage. foto : Sekaring Ratri/ Jawa Pos
Di Thailand ada sekolah khusus pijat yang sangat terkenalNamanya Wat Po Thai Massage School

BACA JUGA: Warga Tak Punya KTP, Kumpul Kebo pun Biasa

Semakin banyak warga asing dari sejumlah negara yang menjadi murid di sana
Berikut laporan wartawan Jawa Pos Sekaring Ratri Adaninggar yang baru berkunjung ke sekolah pijat itu

BACA JUGA: Usul Nama Achmad Century buat Bayi Idrus Marham




 
Letak sekolah pijat tradisional Wat Po termasuk agak tersembunyi
Lokasinya berada di belakang kawasan wisata Wat Po yang terkenal dengan patung raksasa Buddha tidur.Sekolah itu terletak di ujung sebuah gang kecil, kawasan Sanamchai Road, Pranakhon, Bangkok

BACA JUGA: Ketika Istri Pertama dan Istri Kedua Pak Bupati Sama-sama Maju Pilkada

Meski tempatnya tergolong tersembunyi, menuju ke sana tidaklah sulit.  Begitu berada di kawasan wisata Wat Po, cukup sebutkan Thai massageWarga di sana pasti akan menunjukkan lokasinya.
 
Tetapi, jangan bayangkan gedung sekolah pijat Wat Po itu megahYang terlihat malah sebaliknyaBahkan cenderung kumuh seperti bangunan lain di sekitarnyaGedung sekolah itu hanya memiliki empat lantai dengan kondisi cat tembok yang sudah terkelupasLantai dasar adalah bagian informasiLantai 2 dan 3 adalah ruang kelas dan ruang praktikTidak setiap ruang dipasang air conditioner (AC).  Di beberapa ruang kelas, hanya ada kipas anginDi dalamnya terdapat whiteboard dan sejumlah bangku
 
Di dalam ruang pijat, terhampar enam bed sederhana bersprai kuningDi tempat itulah para murid mempraktikkan teori dari ruang kelas.  Lantai teratas adalah ruang terbuka, berupa kafetaria mini dengan pemandangan sungai dan candi Wat PoDi situ harga makanan sangat murah.  Rata-rata hanya 20 bath (sekitar Rp 5.600)
 
Banyak orang berlalu-lalang di sekolah pijat tersebutAda sekelompok warga asing yang sedang asyik mengobrolAda juga para staf sekolah yang asli warga ThailandMereka hilir mudik melayani calon muridPara warga asing di sekolah pijat itu tidak sedang berwisataMereka adalah murid-murid di sekolah pijat Wat Po"Hampir setiap hari memang sibuk begini karena banyak pendaftar baru," jelas Piyawan Yamsopa, salah seorang customer service sekolah pijat Wat Po yang menemani Jawa Pos kala berkunjung ke sana pekan lalu
 
Sekolah pijat Wat Po memang tidak hanya diminati warga asli Thailand.  Murid-murid di sana juga datang dari hampir seluruh penjuru dunia dan dari berbagai kalanganMulai para pemijat profesional hingga turis asing yang sekadar iseng ingin mempelajari seni pijat ThailandTidak heran, hampir setiap hari bisa ditemui aktivitas sejumlah turis asing yang sedang belajar pijat di sekolah tersebut
     
Tidak sulit menjadi murid sekolah pijat Wat PoSelain tidak harus memiliki keahlian memijat, persyaratannya pun mudahHanya dengan membawa fotokopi passport, tiga foto diri ukuran 4 x 6, serta uang pendaftaran sesuai dengan jenis course yang diikutiSiapa saja yang tertarik bisa langsung mendaftar.Yang membuat sekolah pijat tersebut banyak diminati adalah masa pendidikan yang tidak lamaKhusus warga asing hanya lima hari, sedangkan warga lokal harus enam hariTidak heran, banyak turis asing yang kebetulan berlibur  menyempatkan diri belajar pijat di sekolah itu"Turis yang ke sini biasanya mereka yang liburannya panjang dan sudah pernah mendengar sekolah ini," jelas Piyawan yang akrab disapa OA itu  dengan bahasa Inggris yang terbata-bata
 
Soal biaya memang tidak murah.  Setiap jenis course, harganya bervariasiPaling murah  6.500 baht (Rp 1.829.450) hingga yang termahal 12.000 baht (Rp 3.358.243)Course paling lama ditempuh dalam waktu maksimal sepuluh hari.  Agar pengajaran berlangsung maksimal, murid asli Thailand dan murid asing dipisahDari segi materi, jenis hampir seragamYang membedakan hanya bahasa pengantar di dalam kelas"Untuk kelas orang Thailand, digunakan bahasa ThaiUntuk kelas murid asing, bahasanya InggrisTetapi, ada saatnya dua kelas dijadikan satu jika sedang praktik," ujar gadis 26 tahun itu
 
Kebetulan, kunjungan Jawa Pos ke sana bertepatan dengan hari wisuda tujuh murid asingMereka baru saja merampungkan program general thai massageIni adalah salah satu jenis course yang cukup diminati warga asing  karena mengajarkan seni pijat tingkat paling dasarTujuh siswa asing tersebut dengan bangga menunjukkan sertifikat kelulusannya kepada Jawa PosMereka saling berfoto dengan senyum mengembangMenurut OA, itu pemandangan biasaSetiap Jumat, hampir selalu ditemui pemandangan seperti itu"Setiap minggu selalu ada kelulusan siswa asing," kata gadis kelahiran 3 Juli 1983 itu.
 
Para murid asing tersebut berasal dari berbagai negaraAntara lain, Amerika Serikat, Portugal, Jerman, dan SwissAwalnya, mereka tidak saling kenalNamun, berkat jadwal program yang intens, masing-masing sangat akrabMenurut mereka, mengikuti program general massage cukup menyenangkan sekaligus menguras energiSalah seorang murid bernama Richard Baimbridge mengungkapkan, program tersebut memberikan banyak praktik daripada teori
 
Teori hanya diajarkan pada hari pertamaSelanjutnya, jam pelajaran  dihabiskan untuk praktik pijat di bawah pengawasan langsung pengajarKelas dimulai dari pukul 09.00 hingga 16.00Saat praktik, kata pria 40 tahun itu, adalah saat yang menyenangkan"Kita juga belajar bersama teman-teman dari kelas lain, baik murid asli Thailand maupun murid asing seperti saya,"  ungkapnya dalam bahasa InggrisBagi Richard yang juga seorang guru yoga itu tidak sulit mempelajari seni pijat ThailandPria yang kini tinggal di Shanghai, Tiongkok, itu memang sengaja datang ke Wat Po untuk belajar Thai massage"Saya membaca Wat Po,  kemudian saya tertarikThai massage memiliki banyak persamaan dengan yogaMungkin gerakannya sedikit ekstrem, namun menyenangkan," papar Richard
 
Namun, pria yang fasih berbahasa Mandarin itu mengungkapkan, dirinya memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan saat menjalani ujian akhirKala itu, dia berpartner dengan seorang murid wanita asli Thailand.  Pasangannya tersebut sangat tidak ramahDia terus memasang muka masamItu membuat Richard nervous.  Kemudian, teman di sebelah Richard yang asli Jerman namun bisa berbahasa Thai mengungkapkan bahwa pasangannya tersebut pernah berpacaran dengan farang (sebutan orang Thailand untuk warga asing)Tetapi, farang tersebut kemudian meninggalkannya.  "SoIt?s all about broken heart," imbuhnya, lantas terbahak-bahak
 
Jika Richard memang berniat belajar Thai massage, Herman Gruenwald lainPria asli Jerman yang berpofesi sebagai dekan Fakultas ekonomi, Mahidol University, Thailand, itu berguru di sekolah pijat Wat Po karena ingin mempelajari seluk-beluk bisnis massageDia menuturkan, banyak mahasiswanya yang ingin membuka sebuah bisnis spa dan massage"Kalau saya tidak belajar seni pijatnya juga, mana bisa saya mengajar mereka dan memberi tahu seputar bisnis spa dan massage," kata Herman yang akrab disapa Doctor itu
 
Karena pemula, Herman mmenyatakan belum begitu menguasai seni pijat tersebutNamun, dia sudah bisa menyembuhkan diri sendiri"Kalau untuk memijat diri sendiri, saya bisaApalagi cuma menyembuhkan sakit kepala atau sakit pinggangTapi, jempol saya bengkak gara-gara terlalu bersemangat memijat dalam lima hari ini," candanya(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Skill di Atas Rata-rata, Berpeluang Main di Eropa


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler