jpnn.com, SAMARINDA - Nasib naas dialami pedagang ikan bernama Muhammad Asan Ali yang merupakan nasabah Bank BNI Cabang Samarinda, Kalimantan Timur.
Uang miliaran rupiah yang dia tabung belasan tahun, lenyap, hanya tersisa ratusan ribu.
BACA JUGA: Uang Rp 3,5 Miliar Hilang, Nasabah BNI Ini Sempat Diancam Petinggi Bank
Kisah pahit yang dialami Asan terungka ketika dia mengecek saldo di ATM Bank BNI di Jalan Ahmad Yani, Samarinda, Rabu, 28 Oktober 2020.
Saat itu Asan langsung menangis ketika mengetahui saldo di dalam rekeningnya tersisa Rp 490 ribu.
BACA JUGA: Menabung Belasan Tahun, Uang Rp 3,5 M Pedagang Ikan Raib di BNI, Tolong Pak Erick Tohir
Dalam keadaan syok, pedagang ikan ini sempat bertanya kepada petugas di Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Samarinda itu.
"Saya sempat dikira orang gila. Banyak yang ragu sama saya. Mungkin karena saya pakai kaus (ada noda) bekas darah ikan, bersepatu boots. Kok bisa punya uang miliaran," terang Pak Asan kepada JPNN.com, Kamis (1/4/2022).
BACA JUGA: Uang Nasabah BNI Hilang Rp 3,5 Miliar, Masinton: Bank Wajib Mengembalikan
Semestinya saldo di rekening Asan itu sebesar Rp 3,5 miliar.
Seusai memastikan isi rekeningnya benar-benar menuyusut, Asan lantas pergi menyambangi Kantor BNI Cabang Samarinda di Jalan Pulau Sebatik, Kecamatan Samarinda Kota.
Singkat cerita, penyebab uang nasabah BNI hilang itu pun terungkap.
Uang tabungan Asan ternyata ditarik secara diam-diam oleh costumer service (CS) Bank BNI Cabang Samarinda bernama Besse Dalla Eka Putri.
Perempuan itu sudah ditangkap dan kini berstatus terdakwa atas perkara penggelapan dana nasabah Bank BNI.
Pelaku didakwa majelis hakim Pengadilan Negeri Samarinda melakukan tindak kejahatan memanipulasi untuk kepentingan pribadi.
Asan mengaku sempat menemui Besse Dalla.
"Dalla mengaku secara langsung sama saya. Dia bilang, kalau uang saya itu dia yang ambil. Saya langsung melaporkan ke pimpinan Bank BNI," ungkapnya.
Kendati pimpinan Bank BNI Cabang Samarinda menerima pengakuan secara langsung dari Dalla, tetapi sempat ada keraguan perihal uang yang ditabung Asan.
"Karena uangnya miliaran, saya sempat ditanya dapat uangnya itu dari mana. Ya, saya bilang itu uang saya hasil menabung, hasil jual ikan. Bukan jualan sabu. Selama belasan tahun saya menabung, dari 2004," terangnya.
Asan bercerita, sudah 30 tahun dia berjualan ikan di Pasar Segiri, Samarinda.
Asan sangat berpegang teguh dengan kata pepatah lama. Rajin menabung pangkal kaya. Asan tidak pernah bosan menabung, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Itulah harapannya.
Ditanya apa motivasinya rajin menabung hingga mencapai miliaran rupiah?
Asan mengaku dulu bercita-cita bisa kuliah. Namun, keinginan punya pendidikan yang lebih tinggi terbentur kondisi ekonomi.
Hal itulah yang memacunya selalu menabung agar keempat anaknya kelak bisa bisa menempuh pendidikan tinggi dan hidup layak.
"Saya merantau ke Samarinda tahun 1980-an, baru lulus SMA saat itu. Saya awalnya mau masuk di perusahaan plywood, tetapi saya tidak keterima karena cuman lulusan SMA. Awalnya mau balik lagi ke Sulawesi, tetapi saya diajak berjualan ikan di Pasar Segiri," ucapnya.
Bermula dari ikut berjualan dengan orang, Asan yang gemar menabung akhirnya bisa memiliki modal untuk membuka lapak jualan ikan sendiri.
"Dari awalnya saya jual gak punya meja (lapak), saya tabung sampai bisa buka lapak. Dari awalnya satu saja, sekarang punya dua lapak. Satu lapak saya yang jaga, satunya dijaga ipar saya," terangnya.
Uang hasil menjual ikan yang disisihkan Asan makin banyak. Asan khawatir bila uang tabungannya disimpan di rumah. Akhirnya dia memilih untuk membuka rekening di Bank BNI pada 2004 silam.
"Niatan saya menabung di Bank BNI itu biar uang saya ini aman dan tidak terpakai di luar keperluan. Ternyata saya salah, tabungan saya malah tidak aman dan hilang di sana. Saya kapok, tidak percaya lagi sama BNI," ucapnya.
Bisnis Asan berjualan ikan semakin membaik dan berkembang, kendati hanya membuka dua lapak berukuran dua meter saja. Namun, dia mampu memasok ikan segar ke sejumlah perusahaan, restoran hingga hotel berbintang.
"Bisa ditanya langsung ke restoran, hotel, perusahaan yang saya sebut tadi. Mereka langganan sama saya. Saya punya nelayan juga yang bisa memberikan stok ikan berlimpah," jelasnya.
Asan menyisihkan pendapatan harian, lantas secara periodik menyetorkan uang ke Bank BNI.
"Saya menabung tidak setiap hari, sudah banyak baru saya pindahkan ke rekening. Soalnya buat pegangan modal dulu," ucapnya.
Harta dari hasil berjualan ikan membuatnya kini memiliki harta berupa empat unit rumah, 1 unit mobil, dan 6 unit motor.
Kendati memiliki tabungan hingga miliaran rupiah, tetapi Asan memilih tetap hidup sederhana.
"Saya tetap hemat saja, ke mana-mana ya tetap pakai motor, mobil Toyota Rush saya beli 2016 lalu, dipakai kalau keluar kota saja. Anak cuman pakai motor, makanya jumlahnya enam. Untuk empat anak, saya dan istri," ucapnya.
"Uang yang saya tabung itu buat modal anak-anak. Saya mau anak saya jadi polisi, orang sukses, perlu biaya untuk sekolahnya ke jenjang lebih tinggi. Selebihnya dinikmati. Saya sama istri juga sudah pergi haji," sambungnya.
Pernyataan di atas, kata Asan, guna menjawab rasa penasaran banyak orang tentang sumber penghasilannya sehingga bisa memiliki uang miliaran rupiah.
"Saya menabung dari muda, kalau dilihat sekarang tanpa proses, ya, banyak jumlahnya, tetapi belasan tahun loh saya tabungnya. Banyak yang dikorbankan," ucapnya.
Oleh karena itu, Asan berharap uang hasil jerih payah yang belum diganti rugi pihak Bank BNI Cabang Samarinda sebesar Rp 841 juta, dapat segera dikembalikan.
"Karena ini keringat saya belasan tahun. Saya terus berjuang, ini hak saya dari berjualan ikan. Bukan jualan narkoba," tegasnya.
Kuasa Hukum Asan sekaligus Direktur LBH Samarinda Berani Hilarius Onesimus Moan Jong menjelaskan, BNI Cabang Samarinda sebenarnya sudah mengganti uang kliennya melalui deposito selama 6 bulan dengan nilai Rp 2.354.604.418.
Sementara pelaku penggelapan uang yang sudah bertatus terdakwa, yani Besse Dalla, menyanggupi untuk mengembalikan uang Asan sebesar Rp 303.500.000.
"Sehingga, total keseluruhan uang klien kami yang dikembalikan baru Rp 2.658.104.418 dari jumlah tabungan korban yang mencapai Rp 3,5 miliar," jelas Hilarius menambahkan.
Dengan demikian, lanjut Hilarius, masih ada kekurangan pengembalian uang milik kliennya tersebut dari pihak BNI Cabang Samarinda sebesar Rp 841.895.582.
LBH Samarinda Berani bersama Asan sudah bertemu dengan pihak bank dan mempertanyakan kekurangan uang itu.
"Namun jawaban dari Pimpinan Cabang BNI Samarinda masih tetap mengacu hasil audit internal dan menunggu putusan pengadilan atas kasus dengan terdakwa Besse Dalla," pungkasnya. (mcr14/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasabah BNI Kehilangan Uang Miliaran Harus Bersabar Menunggu Lebaran
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Arditya Abdul Aziz