JAKARTA - Kritik yang mengalir di sejumlah media terkait lambannya penanganan korban banjir bandang Wasior, Papua Barat membuat Menko Kesra Agung Laksono berangSesaat setelah rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendarat di Jakarta, kemarin (15/10) Agung Laksono langsung menggelar jumpa pers
BACA JUGA: Mau Masuk Kabinet? Puan Senyum
Agung mengatakan, kritikan itu tidak realistis karena pemerintah telah mengerahkan segala daya untuk membantu korban banjir Wasior
BACA JUGA: ICW Telusuri Laporan Korupsi TKI
Dia pribadi, ujarnya, sudah tiga kali bolak-balik Papua-Jakarta dalam konteks merumuskan solusi dan mengunjungi daerah bencana."Jadi sangat tidak realistis jika saat ini pemerintah dinilai lamban dalam memberikan perhatian dan bantuan terhadap para korban banjir bandang di Wasior," tegas dia dengan nada tinggi.
Pemerintah, kata dia, tentu tidak bisa langsung mengambil setiap keputusan
BACA JUGA: Rangkul FPI, Timur Bikin Publik Cemas
Musibah ini, lanjutnya, terjadi tanpa bisa diprediksi, oleh sebab itu keputusan presiden memperpanjang masa tanggap darurat selama dua minggu dari yang semula berakhir 18 Oktober, merupakan bukti perhatian khusus pemerintah"Pemerintah telah berupaya optimal menangani dan memberikan bantuan terhadap para korban," tegasnya.Menurut dia, perhatian Presiden SBY dengan datang langsung ke lokasi bencana, bukan saja menunjukkan kepedulian dan keprihatinan yang mendalam terhadap para korbanTapi, juga untuk menentukan cara tepat dalam merehabilitasi, merekonstruksi, dan merelokasi dalam upaya pemulihan daerah bencana tersebut.
Menurut Agung, pemerintah sudah mempersiapkan rencana induk khususnya membangun fasilitas umum seperti kantor pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, dan lain-lainDemikian pula menyiapkan hunian sementara para korban yang kini tinggal di pengungsianSemua itu bagian dari pemenuhan dan perlindungan dalam hak-hak dasar para korbanSedangkan untuk pembangunan kembali Wasior pasca banjir, segera dilakukan setelah tanggap darurat tuntas"Mengingat infrastruktur Wasior hancur akibat terjangan banjir bercampur lumpur, pasti memerlukan bahan bangunan dalam jumlah sangat banyak," tegasnya
Presiden, kata dia, telah meminta menteri terkait bersama Gubernur Papua dan Papua Barat memikirkan penyediaan bahan material untuk pembangunan fisik yang memadaiSebab, meski barangnya tersedia di Papua, harganya relatif lebih mahal dibandingkan di daerah lainDi sisi lain, pelaksanaan pembangunan kembali Wasior juga masih dipertimbangkan tidak di lokasi yang saat ini menderita banjir bandang"Jadi dikaji" apakah pembangunan kembali akan dilakukan di tempat lain di Wasior atau di luar Wasior," lanjutnya
Laporan-laporan tentang Wasior yang datang bukan dari dalam negeri, menurut Agung justru sering menjadi acuan pihak-pihak tertentu menjadi dasar penilaian terhadap pemerintahPemerintah, kata dia, tidak antikritik dari siapa punNamun, tegasnya, hendaknya kritik didasarkan pada kebenaran faktual." Lebih penting saat ini bagaimana kita bersama bahu membahu membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah di mana pun berada,"pungkasnya(zul/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tak Gampang Setujui Alasan Mangkir
Redaktur : Tim Redaksi