Rangkul FPI, Timur Bikin Publik Cemas

Sabtu, 16 Oktober 2010 – 04:44 WIB
KUNJUNGAN - Timur Pradopo dan keluarganya, saat dikunjungi oleh sejumlah anggota DPR RI, menjelang agenda fit and proper test beberapa hari lalu. Foto:Muhammad Iqbal/Satelit News.
JAKARTA - Setelah sukses menjalani fit and proper test di DPR, calon Kapolri Komjen Timur Pradopo mulai digoyang kalangan aktivisHubungan istimewa Timur dengan organisasi seperti Front Pembela Islam (FPI) dan jawara Banten, dinilai meresahkan masyarakat

BACA JUGA: KPK Tak Gampang Setujui Alasan Mangkir

Apalagi, rekam jejak ormas-ormas itu selama ini dinilai dekat dengan citra kekerasan.

"Timur Pradopo harus menjelaskan sikap keberpihakannya pada FPI yang diakui Polri sendiri sering melakukan tindakan kekerasan
Ini mengancam masyarakat minoritas," ujar Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, di Jakarta, kemarin (15/10).

Haris menjelaskan, sejumlah tokoh telah membuat petisi yang mempertanyakan alasan presiden mengajukan Timur yang dianggap tidak transparan dan justru membuat publik resah

BACA JUGA: Panda Lapor, Komnas HAM Bakal Awasi Pengadilan Tipikor

Para tokoh itu di antaranya Ade Rostiana Sitompul, Anton Prajasto, Bambang Widodo Umar, Benny Susetyo, Chalid Muhammad, Danang Widoyoko, Johannyes Hariyanto, Hendardi, MM Bilah, Nursyahbani Katjasungkana, Sandyawan Sumardi, Siti Musdah Mulia, Teten Masduki, Usman Hamid, hingga Zoemrotin K Susilo.

"Kami khawatir proses yang sejak awal cacat prosedural, justru membahayakan Polri di masa mendatang," kata Haris
Secara khusus, alumni Universitas Trisakti itu mengutip pernyataan Timur Pradopo, bahwa dirinya akan memberdayakan FPI dan para jawara Banten.

"Itu menggambarkan cara pandang Kapolri ke depan yang bagi kami merupakan ancaman bagi kaum minoritas," katanya

BACA JUGA: Kades Tak Mungkin jadi PNS

Haris menunjukkan data-data aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok massa yang selama ini diteliti oleh Kontras.

Komjen Timur Pradopo memang dikenal akrab dengan ormas-ormas IslamHal itu diakui sendiri oleh Timur, saat berbincang dengan anggota Komisi III DPR yang berkunjung ke rumahnya, Rabu (13/10) lalu"Saya kenal dengan hampir semua jawara BantenMereka sahabat saya dan bagian dari kelompok masyarakat yang bisa membantu polisi," kata Timur saat itu.

Timur juga tak menampik kedekatannya dengan FPI"Prinsipnya, akan kita berdayakan sesuai dengan potensi masing-masing," katanya, saat fit and proper test di gedung DPR RI, Kamis (14/10) lalu.

Menurut Haris, pengakuan terbuka Timur itu justru akan membuat masyarakat yang selama ini menjadi korban, jadi cemas dan tidak respek"Seharusnya Kapolri justru mempertimbangkan untuk membubarkan kelompok-kelompok massa yang melegalkan cara-cara kekerasan," katanya.

Tudingan Kontras itu langsung direaksi oleh FPIJuru bicara sekaligus Ketua DPP FPI Bidang Hukum, Munarman SH, menilai bahwa kelompok-kelompok LSL itu mempunyai agenda tersembunyi"Targetnya memang untuk menjelekkan nama organisasi IslamJuga character assasination (pembunuhan karakter) bagi Pak Timur itu sendiri," katanya.

Munarman juga tak membantah kalau Timur dekat dengan FPI"Tapi, tidak istimewaDengan ormas lain juga dekat, dan itu tidak salah," katanya.

Menurut mantan Ketua YLBHI itu, polisi memang perlu melibatkan masyarakat, karena keamanan adalah tanggung jawab bersama"Itu namanya konsep community police," katanya.

FPI sendiri katanya, siap mengamankan program-program Timur"Kita tahu kalau LSM itu pasti tidak sukaSebab mereka menerima dana asing, jadi programnya juga program asingSalah satunya (adalah) untuk mendiskreditkan ormas Islam," katanya.

Data-data Kontras, menurut Munarman, juga tidak valid"Dulu mereka ngomong FPI terlibat pembubaran acara di BanyuwangiPadahal jelas FPI tidak ada di Banyuwangi," katanya.

Contoh lain misalnya, tuduhan bahwa Timur selaku Kapolda Metro Jaya menggandeng FPI sebagai ormas pengaman bulan Ramadhan di Jakarta"Nyatanya tidak ada ituKalau silaturahim, iya," katanya.

Kemarin, Komjen Timur juga mendapat ucapan selamat dari Front Pembela Muslim Maluku (FPMM), berupa karangan bunga yang dikirim ke Gedung BaharkamFPMM dipimpin oleh Umar Key dan memiliki penasihat tokoh pemuda Mmaluku, Ongen Sangadji.

Sementara, meski sudah pasti lolos jadi Kapolri, jenderal asal Jombang itu masih irit komentarDia juga tidak salat Jumat di Masjid Al Iklhlas Mabes Polri, dan memilih salat di luar komplek"Kita jalani saja, yaTerima kasih ya," kata Timur, saat ditanya wartawan di gedung Baharkam.

Jenderal berkumis ini sekarang dikenal sebagai "jenderal terima kasih" oleh jurnalis yang biasa meliput di Mabes PolriSebab, jika ingin menghindari pertanyaan atau enggan menjawab, suami Irianti Sari Handayani itu selalu mengucapkan, "Terima kasih, terima kasih."

Dari Papua, Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri (BHD) mengapresiasi Komisi III DPR yang menerima Komjen (Pol) Timur Pradopo dalam uji kelayakan dan kepatutan"Syukur kepada Allah SWT, karena proses uji kelayakan berlangsung dengan baikIni apresiasi saya kepada khususnya kawan-kawan di Komisi III DPR RI, yang telah memahami dan bisa menerima konsep revitalisasi yang diajukan Kapolri baru," kata BHD di Manokwari, Jumat (15/10).

Seperti dilaporkan Radar Sorong, BHD tampak sumringah karena tahu Timur lolosSepanjang hari kemarin wajah BHD tampak ceriaKapolri juga mengingatkan Timur, ada banyak pekerjaan rumah yang belum selesaiTerutama tentang kasus terorisme dan Bank Century"Kami tahu merekaSel-selnya dikembangkan, konsep radikalisasi yang terus dikembangkan, sehingga kami tidak boleh lengah," kata BHD.

Alumnus Akpol 1974 itu berada di Manokwari untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meninjau lokasi banjir bandang di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua BaratSelain meminta kewaspadaan Polri terhadap terorisme, Bambang juga mengingatkan pentingnya sinergitas Polri dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan TNI.

"Yang penting sinergitasPertama dengan BNPT, kedua untuk striking force dengan TNIItu untuk ke depan, sebagaimana sudah dicanangkan dan sekarang jadi prioritas Pak Timur," katanya.

Terkait dengan kasus Bank Century, Bambang menegaskan, Polri sudah menjalankan tugasnya"Polri sudah melaksanakan tugas yang berkaitan dengan penyidikan kasus pidana umum, perbankan, dan pencucian uangSudah dikerjakanSekarang masih dalam proses MLA (Mutual Legal Assistance) yang berkaitan dengan treasury asset," katanya(rdl/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Belum Bisa Periksa Istri Mantan Wakapolri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler